Langkah utama dari proses investigasi insiden adalah mengumpulkan informasi dan data sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan insiden tersebut. Lengkap tidaknya informasi yang diperoleh akan menentukan kedalaman sebuah investigasi, keakuratan analisa penyebab kecelakaan, serta tingkat ketepatan tindakan perbaikan dan pencegahan yang direkomendasikan. Oleh karena itu, upaya untuk mencegah agar kecelakaan serupa tidak akan terjadi lagi di waktu yang akan datang, banyak ditentukan dari keberhasilan tim investigasi di dalam menghimpun data dan informasi dari kecelakaan tersebut. Dalam kegiatan pengumpulan informasi, dikelompokkan menjadi 4 P yaitu Position atau Place (TKP), Part (peralatan), Paper (dokumen), dan People (manusia).
Mengumpulkan informasi dari 3P pertama adalah relatif mudah karena berhubungan lebih dengan benda mati. Tetapi mencari informasi dari P yang keempat yaitu People, lebih sulit karena berhubungan dengan manusia yang mempunyai perasaan dan banyak kemauan. Salah satu perangkat yang banyak dipakai untuk mendapatkan informasi dari unsur manusia adalah wawancara. Namun tidak semua wawancara mampu membuat saksi memberikan informasi yang dibutuhkan. Hanya melalui teknik wawancara yang menghadirkan hati kita akan bisa mendapatkan informasi yang benar dan memadai yang dibutuhkan oleh proses investigasi tersebut.Â
Informasi dari unsur manusia yang diperoleh melalui wawancara ini bersifat sangat krusial, karena tanpa info dari wawancara ini, data dari 3P yang lain tidak akan banyak berarti. Tanpa wawancara maka hubungan antara data TKP, data Peralatan dan data Dokumen bisa kabur, dan menyesatkan. Sehingga kemahiran melakukan wawancara dengan sentuhan rasa sangat krusial untuk dimiliki oleh tim investigasi
Di dalam proses investigasi, manusia yang diwawancarai adalah para saksi baik saksi langsung maupun saksi tidak langsung. Karena manusia memiliki kemauan dan perasaan, maka proses aksi-reaksi selama pelaksanaan wawancara sangat menentukan. Aksi yang dilakukan terhadap saksi pada tahap pra wawancara, selama wawancara, dan paska wawancara, sangat menentukan reaksi apa yang akan diberikan kepada tim investigasi. Dia akan membantu proses investigasi atau tidak, dia menyampaikan fakta yang sebenarnya atau tidak, dia akan berbicara jujur atau bohong, dia akan menyampaikan informasi semuanya atau sebagian, itu semua sangat tergantung pada apa yang ia rasakan sejak pra sampai paska wawancara.
Seseorang hanya akan membeberkan informasi kecelakaan dengan panjang lebar kepada orang yang dia rasakan memberi rasa aman dan nyaman. Sebaliknya, seseorang tidak akan terbuka kepada orang yangtidak dikenal, seseorang tidak akan sembarangan mau memberikan informasi kepada orang yang tidak dipercaya, seseorang tidak akan berterus terang kepada orang yangtidak  memberikan rasa taman.
Untuk mendapatkan kepercayaan dari saksi, terdapat beberapa langkahyang bisa dilakukan:
- Pertama, lakukan wawancara di tempat yang memiliki privacy, artinya tidak ada kegiatan lain yang mengganggu proses wawancara, serta dijamin tidak ada pihak ketiga yang bisa ikut mendengarkan atau melihat proses wawancara. Proses saksi mengungkapkan kejadian kecelakaan akan terpotong dan terganggu bila sebentar-sebentar ada orang yang masuk atau lewat.
- Kedua, Ciptakan suasana yang nyaman, dengan sambutan lisan yang hangat serta body language yang bersahabat. Atur ruangan yang menciptakan suasana bahwa proses wawancara ini adalah proses win-win, yaitu antara pewawancara dan yang diwawancarai memiliki hubungan yang seimbang, tidak ada satu lebih tinggi dari yang lain. Jauhkan kata-kata atau tindakan yang membuat saksi menjadi merasa terancam atau dihakimi.
- Ketiga, Lakukan wawancara satu lawan satu, jangan borongan atau keroyokan.
- Wawancara borongan, yaitu dua saksi atau lebih diwawancarai oleh satu pewawancara secara bersamaan. Wawancara borongan ini tidak disarankan karena para saksi akan saling terpengaruh oleh keterangan dari saksi yang lain. Mereka akan menjadi bias mana yang ia lihat sendiri dan mana yang ia dengar dari saksi yang lain. Mewawancarai lebih dari satu saksi secara bersamaan hanya dibutuhkan jika dibutuhkancrosscheck pernyataan berbeda dari 2 orang saksi atau lebih.
- Wawancara keroyokan, yaitu satu saksi diwawancarai oleh lebih dari satu pewawancara. Wawancara keroyokan memiliki masalah tersendiri. saksi akan merasa diadili, sehingga ia akan bersifat defensive atau membela diri semaksimal yang ia bisa lakukan, bahkan sering pertaruhan hidup mati.  Selain itu saksi akan sulit menaruh kepercayaan kepada dua, tiga, empat orang sekaligus sampai pada tingkat ia bisa merasa aman dan nyaman untuk terbuka.
- Keempat, Pilih pewawancara yang netral. Hindari menugaskan pewawancara yang punya hubungan khusus dengan yang akan diwawancarai, termasuk hubungan baik maupun hubungan tidak baik. Keduanya akan membuat wawancara berjalan tidak fair. Jadikan hal ini bahan pertimbangan di dalam menetapkan siapa akan diwawancari oleh siapa.
- Kelima, Ketika memulai wawancara, lakukan pendekatan untuk membangun kepercayaan saksi terlebih dahulu, jangan langsung loncat ke inti wawancara. Buka dengan percakapan yang bisa membuat saksi menaruh kepercayaan kepada . terdapat beberapa tips yang  bisa dipertimbangkan untuk dilakukan:
- Terima saksi dengan ramah dan jauhkan kesan menakutkan.
- Ucapkan rasa turut berdukacita yang mendalam, bila saksi memiliki hubungan khusus dengan korban kecelakaan, seperti teman kerja, anak buah, saudara, dan sebagainya .
- Sampaikan bahwa anda memiliki tanggung jawab moral kepada korban dan keluarganya untuk bisa mengungkap penyebab kecelakaan .
- Sampaikan bahwa anda dan saksi sama-sama punya tanggung jawab moral, dan anda tidak bisa melakukan tugas investigasi ini tanpa kerjasama dan bantuan saksi.
- Sampaikan bahwa tujuan investigasi kecelakaan adalah untuk mencari apa yang salah, bukan mencari siapa yang salah. Cairkan suasana dengan memperkenalkan diri dilanjutkan dengan meminta saksi untuk memperkenalkan diri.
- Sampaikan maksud dan tujuan dari wawancara, aturan mainnya, serta apabila anda akan memakai alat rekam suara, atau alat tulis.
- Sampaikan di depan bahwa anda ingin mendengar hanya apa yang saksi lihat atau rasakan sendiri, bukan yang didengar dari orang lain.
- Lakukan semua percakapan pembukaan ini dengan akrab, selingi dengan minta pendapatnya, serta amati body languagenya untuk melihat apakah saksi sudah mulai bisa menaruh kepercayaan kepada anda.
- Kalau sudah, lanjutkan dengan wawancara.
- Kalau belum, jangan lanjutkan dengan wawancara. Ulangi percakapan pendekatan di atas. Periksa apakah body language anda sudah sejalan dengan kata-kata yang anda ucapkan, atau anda melakukannya baru sekedar formalitas dan belum menghadirkan hati.
- Keenam, Kalau saksi sudah terlihat nyaman dan sudah menaruh kepercayaan kepada anda, barulah teruskan dengan masuk ke substansi wawancaranya sendiri.
- Ketujuh, Pelihara kepercayaan saksi selama berjalannya wawancara sampai selesai. Pada waktu saksi mulai nyaman mengungkapkan informasi secara terbuka, jangan dipotong, jangan langsung menembak dengan menyalahkannya, ingat bahwa tujuan investigasi ini adalah mencari APA yang salah, bukan SIAPA yang salah.
Dimuat dalam majalah KATIGA No. 61/Th.VIII/2016