michelle.clysia-Adaro-Rencana Ekspansi Adaro Setelah Akusisis Rio Tinto

JAKARTA. Grup saham pertambangan tengah menanjak 2% sepanjang Desember hingga Rabu lalu (5/12). Perolehan return sektor tambang bahkan lebih tinggi dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat 1,27%. 

Namun, tak bisa dipungkiri, indeks saham tambang masih termasuk yang terpuruk di antara grup saham lainnya dalam hitungan sebulan terakhir. Jakarta Mining Index, mengutip Bloomberg, masih merosot 6,67% dalam sebulan hingga kemarin (month to date).

Analis NH Korindo Sekuritas Firman Hidayat, merosotnya saham-saham tambang karena tertekan penurunan harga komoditas selama tiga pekan lalu. Ini juga yang menyebabkan, saham-saham tambang sempat jeblos ke 10 saham dengan return terendah. 

Ambil contoh PT Bumi Resources Tbk, efek pemangkasan impor batubara oleh China menekan kinerja saham BUMI cukup signifikan dikarenakan penjualan BUMI 75% berasal dari ekspor. “Khususnya ekspor ke China, persentasenya cukup besar sekitar 16%,” katanya.

Sementara itu, dia menilai, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) masuk ke dalam return rendah sebab harga sahamnya belum mengalami pergerakan saja, tapi secara fundamental perusahaan ini baik.

Firman memperkirakan, prospek harga batubara di kuartal IV akan masuk ke dalam tren bullish, sehingga ADRO dan ITMG akan terkena dampak dari sentimen tersebut.

“Saya amati secara historis, dalam delapan tahun terakhir, musim dingin pada kuartal keempat selalu menjadi peak season penguatan harga batubara dunia. Hal itu didorong beberapa faktor klasik,” ujarnya.

Dengan demikian, dia merekomendasikan saham ADRO dengan target harga Rp 1.970 per saham dan ITMG dengan target harga Rp 30.200 per saham untuk jangka panjang.

Kemarin Rabu (5/12), harga Adaro Rp 1.285 per saham. Sedangkan ITMG di level 20.600 per saham. 

Reporter: Auriga Agustina 
Editor: Sanny Cicilia

Berikan Komentar