Jadi insan safety karena tidak ada posisi lain? Anda tidak sendirian.
Menjadi orang safety, saya yakini sebagai jalan hidup yang ditunjukkan oleh Tuhan. Mengapa? Karena hanya sedikit jumlah orang safety yang memang sengaja masuk dan memilih profesi safety. Bahkan banyak dari kita yang terdampar di dunia safety karena tidak ada pilihan, dengan sejuta macam alasan. Saya sebut terdampar karena memang banyak dari kita tiba-tiba berada di departemen safety karena tidak berdaya, karena adanya lowongan kerja hanya itu. Ada yang karena unfit. Ada yang karena pengurangan SDM di departemen lain, ada pula yang karena tidak cocok dengan atasan sebelumnya, ada yang kondisi fisiknya tidak bisa kerja shift, ada yang kebetulan banyak mengerjakan  SOP bahasa Inggris yang harus ia terjemahkan sebagai tugas tambahan, dan masih banyak lagi contoh kasus-kasus lain.
Sebetulnya proses keterdamparan kita ke bagian safety di suatu perusahaan tidak begitu penting, karena itu hanya cara Tuhan saja memberi amanah kepada kita untuk beribadah di jalur keselamatan kerja. Yang lebih penting justru bagaimana kita setelah masuk di dunia safety. Bagaimana kita menyikapi dan merubah mindset kita setelah berada di safety. Mereka yang segera mengambil sikap bahwa safety adalah profesi baru yang harus ditekuni, akan muncul sebagai pemenang yang sekarang sudah menduduki posisi-posisi manajemen safety. Sebaliknya mereka yang hatinya dibiarkan berlarut-larut dalam kebimbangan dan tidak ikhlas berada di profesi safety, sehingga hatinya belum bisa berpaling ke safety meski raganya sudah disana, biasanya tidak akan menjadi apa-apa. Beberapa bahkan memasuki masa pensiun dengan posisi yang sama ketika ia masuk ke departemen safety. Â
Dari background pendidikan juga sangat bervariasi. Banyak orang safety yang salah jurusan. Banyak orang safety yang berasal dari jurusan yang tidak ada kaitannya sedikitpun dengan safety, sehingga ada yang menjadi orang safety, dianggap sebagai disersi dari profesinya. Apalagi sampai dekade 1984, di mana jurusan safety di perguruan tinggi di negara kita tercinta masih merupakan barang langka, dan yang sudah adapun masih menempel di fakultas kedokteran. Jumlah SKS mata kuliah safety-nya juga masih sangat minim dan hanya diperoleh di semester-semester akhir.Â
Pada awal-awal adanya jurusan safety di perguruan tinggi, para mahasiswa safety di fakultas kesehatan masyarakat, banyak yang memilih jurusan safety tanpa alasan yang jelas. Mereka masih diliputi suasana  bimbang terhadap masa depan pekerjaan safety yang bagi mereka masih kabur. Lebih jauh lulusan safety sendiri mendapati dirinya dalam kondisi sangat minim ilmu safety-nya, sehingga waktu masuk ke industri sering masih belum paham apa yang harus ia kerjakan sebagai orang safety. Sedang diwaktu yang sama teman-teman yang alumni teknik yang tidak sengaja masuk bekerja di departemen safety, merasa malu menyampaikan ke teman se-almamater bahwa ia berada di departemen safety, bukan di core business, yang dianggap sebagai kegagalan.
Keraguan untuk menekuni profesi safety memang bukan tidak beralasan. Di dunia industri, departemen safety adalah salah satu departemen dari kelompok support, bukan core business. Sebagai departemen pendukung, tentu saja benefit yang diperolehpun juga berbeda dibandingkan dengan benefit teman-teman yang berada di departemen inti atau core business. Tetapi kan uang bukan segalanya, perasaan hidup lebih bermanfaat banyak membuat manusia lebih berbahagia.
Kalau anda termasuk orang yang sudah bergabung di departemen safety dengan cara yang tidak sengaja, atau masuk safety sebagai salah jurusan, anda tindak sendirian. Saya sebagai mantan guru bahasa Inggris di sebuah SMKK (Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga) yang waktu itu perbendaraan kata bahasa Inggris saya hanya seputar urusan memasak, sayur mayur, menjahit, ibu rumah tangga, bukan kebetulan bila Tuhan memberi kepercayaan kepada saya untuk memimpin departemen safety di perusahaan asing dengan karyawan lebih dari 23.000 orang.Â
Saya meyakini mindset yang benar adalah kuncinya. Contoh yang lebih ekstrim tentang salah jurusan, adalah seorang teman yang berhasil menjadi seorang electrician handal di tambang bawah tanah, padahal background pendidikannya adalah PGA (Pendidikan Guru Agama)
Bagaimana mindset yang benar?
Pertama meyakini bahwa keberadaan kita di departemen safety yang tidak direncanakan itu adalah ats kehendak Tuhan, bukan sesuatu yang kebetulan.. Dan kehendak Tuhan pasti baik. Semua kondisi yang menempatkan kita dalam posisi yang tidak memiliki pilihan apa-apa lagi, harus kita imani sebagai jalan yang dipilihkan Tuhan untuk kita. Setelah itu, tugas kita adalah mencari apa kebaikan yang direncanakan Tuhan untuk kita. Ya harus mencari, bukan menunggu.Â
Bagaimana mencarinya?
Buat rencana pengembangan diri dengan garis start pada kondisi anda sebagai insan safety pemula menuju tujuan akhir menjadi insan safety yang kompeten. Untuk pengembangan diri ini jangan terlalu menggantungkan kepada program pelatihan formal yang disediakan oleh perusahaan, tetapi lebih pada upaya belajar sendiri dengan memakai berbagai cara termasuk berusaha sebanyak-banyaknya melibatkan diri di semua aktivitas safety. Kalau nanti ternyata ada pelatihan formal dari perusahaan, anggap saja itu bonus. Tidak ada salahnya kita mengusulkan ikut pelatihan tertentu sesuai dengan rencana pengembangan anda. Rencana pengembangan diri harus dibuat rinci dengan waktu pencapaian yang terukur, yang urutannya meliputi penguasaan proses bisnis area kerja (mining operation, mining maintenance, processing, hauling, port, dsb), penguasaan teknis basic safety (inspeksi, safety meeting, JSA, observasi, safety talk, induksi, investigasi, statistik, dst), lalu coba buat-buat SOP untuk bidang yang belum ada prosedurnya.  Terlibatlah di semua kegiatan K3 agar anda mulai mengenal bukan hanya Basic Safety secara teknis, tetapi sudah meningkat ke pengelolaan Basic Safety. Setelah itu kalau ada kesempatan mengajar, lakukanlah.
Penting diingat, apapun yang anda lakukan di pekerjaan safety, lakukanlah dengan serius dan total sampai anda menjadi MAHIR, dan bukan hanya sekedar bisa. Kumpulkan kemahiran demi kemahiran safety dalam hidup anda dan anda akan sukses. Kalau ada yang menganggap karier di safety itu suram, mereka salah besar. Di safety kita bisa berkarier dengan baik, bahkan keahlian safety tetap laku meski kita sudah purnabakti.Â
Jangan biarkan anda berlama-lama dalam gelombang keraguan berada di safety. Segera ambil keputusan,  tekuni profesi safety, buat rencana pengembangan safety diri yang rinci dan terukur, jangan pernah menolak tugas safety seberat apapun, dan anda akan menjadi insan safety yang sukses. Selamat.
Suko Nugroho
Terima kasih Pak Dwi. Saya pribadi yang tidak ada pengetahuan tentang safety, akhirnya belajar dan mencari rezeki dari ” dunia safety”.
Belajar, berdo’a, menjalin silaturahmi dengan praktisi safety yang kompeten akan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan kita.
Hendy Umar
Selain itu hal penting lainnya adalah bagaimana cara kita improve potensi kita dalam bidang apapun dan disinergikan dengan ilmu safety yang sudah kita peroleh tanpa harus terjun juga dalam pekerjaan mereka, sehingga ketika kita menjadi fasilitator K3 bagi orang lapangan , kita tidak akan mudah didrive oleh mereka yang biasanya aspek-aspek K3nya sering terlewatkan.
MMBC ARAO Tour and Travel
Selain mendapatkan rizky dari pengetahuan yang kita miliki dalam bidang safety, profesi safety termasuk pekerjaan mulia karena berperan aktif mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja… sudah dapat rizky… dapat pahala pula… amin…..