Selamat tahun baru 2020 terutama para sahabat sehabitat para praktisi safety. Tahun 2019 baru saja berlalu. Pergantian tahun adalah moment yang tepat untuk bersyukur, melakukan evaluasi, dan sekaligus memperbarui komitmen. Saya yakin tiga ritual tahunan tersebut masih relevant untuk dipakai di bidang keselamatan kerja.
Dari sisi K3, tahun 2019 masih jauh dari bisa disebut sebagai tahun yang aman. Keresahan Dr. Drew Rae bahwa masih banyaknya kecelakaan ditengah banyaknya kegiatan safety dan dokumen safety yang kita lakukan, semakin memperkokoh bahwa kebenaran pernyataannya sebagai pakar keselamatan. Namun demikian, marilah kita syukuri bahwa kita masih dipertemukan dengan tahun baru ini untuk memperbarui komitmen kita membuat safety lebih baik di sepanjang 365 hari ke depan.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, di tahun 2020 ini, saya ajak para sahabat praktisi safety khususnya, untuk berkomitmen menjalankan setiap program safety, “the leader way”. Yaitu menjalankan safety the leader way. Yaitu bagaimana pemimpin menerapkan safety.
Elemen leadership itu banyak. Apapun yang kalau kita lakukan akan menginspirasi orang lain untuk berbuat lebih baik, itu leadership. Berpikir konseptual, mendemonstrasikan visual commitment, pelibatan dan pemberdayaan karyawan, apresiasi dan rekognisi, keteladanan, go beyond dan coaching, adalah beberapa contoh sikap kepemimpinan yang bisa kita terapkan sehari-hari, juga di keselamatan kerja.
Menerapkan sifat-sifat leader tidak usah menunggu anda menduduki jabatan managerial terlebih dahulu. Dengan mempraktekkan pola pikir dan perilaku kepemimpinan tersebut di atas di dalam menjalankan program safety, kita sudah menjadi pemimpin. Kita sudah menjalankan program safety the leader way. Apapun jabatan kita sekarang.
Pada kesempatan ini, mari kita praktekkan sikap-sikap leadership di atas untuk menerapkan program safety yang paling sederhana, yaitu “P2H”. P2H adalah kependekan dari Pemeriksaan dan Pengecekan Harian, atau lebih populer disebut Pre Start Check. Yaitu pemeriksaan terhadap kondisi alat sebelum kita mengoperasikannya. Program ini merupakan tugas rutin para pengemudi atau operator sebelum mereka mengendarai kendaraannya.
Jadi bagaimana menjalankan program P2H the leader way?
Pertama, leader memahami program P2H secara konseptual. Yaitu bagaimana program P2H bisa mencegah kecelakaan. Agar bisa mencegah kecelakaan, leader akan memastikan pemeriksaan P2H terhadap kendaraan harus bisa mendeteksi kerusakan yang bisa berakibat fatal. Dalam berkendaraan kerusakan yang bisa berakibat fatal adalah kondisi ban, roda, rem, setir, serta perlengkapan safety lainnya seperti lampu, seatbelt, head rest, APAR, dst. Maka leader akan membuat program P2H di perusahaannya dijalankan sampai bisa mendeteksi kondisi item-item kritis tersebut sebelum alat dijalankan. Ini contoh penerapan elemen leadership pertama Konseptual.
Kedua, visual commitment. Komitmen atau tekad kita untuk serius membuat P2H betul-betul bisa mendeteksi item-item kritis kendaraan tadi, harus terpancar dari seluruh bahasa tubuh kita, sampai bisa dirasakan oleh para pengemudi dan atasan pengemudi. Artinya, seorang leader tidak bisa hanya sekedar pura-pura serius atau basa basi saja. Seorang leader harus total.
Ketiga, pelibatan dan pemberdayaan. Seorang leader tidak akan membuatkan checklist P2H untuk para pengemudinya. Leader akan melibatkan dan memberdayakan para pengemudi untuk membuat checklist P2H mereka. Leader akan melibatkan para pengemudi turut berpikir membuat checklist yang bisa mendeteksi kondisi item-item kritis (ban, roda, setir, rem dan perlengkapan safety) kendaraan secara akurat. Leader mendorong agar isi checklist P2H itu datang dari kepala para pengemudi, bukan dari dirinya.
Keempat, apresiasi dan rekognisi. Ketika para pengemudi telah menemukan item-item checklist yang diinginkan, leader akan segera memberi apresiasi atau penghargaan serta pengakuan atas kontribusi pemikirannya. Hal ini akan membuat para pengemudi merasa menjadi pemilik program P2H di perusahaannya. W. Edwards Deming mengatakan: “Orang akan mendukung apa yang ia ikut menciptakan”.