Di tengah riuh rendahnya semangat menerapkan SMKP di semua perusahaan tambang di seluruh Indonesia, saya menjadi teringat ketika pertama kali menerapkan sistem keselamatan NOSA.
Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya manajemen kami menyetujui penerapan sistem manajemen K3 NOSA di perusahaan kami. Rasa gembira, ragu, dan exciting bercampur aduk menjadi satu untuk mengawali penerapan sistem manajemen K3 yang berasal dari Afrika Selatan tersebut. Waktu yang kami tunggu-tunggu lebih dari sepuluh tahun, kini telah tiba.
Karena pertimbangan besarnya skala perusahaan, yang waktu itu memiliki karyawan lebih dari 23.000 orang, maka diputuskanlah bahwa penerapan NOSA dilakukan secara bertahap. Pada tahun pertama penerapan NOSA dilakukan di Tambang Bawah Tanah.Â
Semua anggota taskforce pengembang NOSA segera mendapatkan pelatihan tentang NOSA serta teknik dan strategi penerapannya, yang kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi besar-besaran tentang NOSA kepada semua level manajemen, pengawas lini depan serta karyawan Tambang Bawah Tanah. Â Sosialisasi dimaksudkan agar setiap karyawan Tambang Bawah Tanah mengerti apa itu NOSA, apa manfaatnya bagi mereka, serta keterlibatan aktif seperti apa yang diharapkan dari mereka pada waktu penerapan NOSA sampai di area kerjanya.
Pada 3 bulan pertama, penerapan NOSA di Tambang Bawah Tanah difokuskan pada perubahan fisik. Semua hal yang berkenaan dengan perubahan penampilan tempat kerja yang bisa langsung dirasakan oleh karyawan, seperti kebersihan, kerapihan, pengelolaan sampah, penumpukan barang, demarkasi, kerapihan halaman, color coding, penerangan, ventilasi, rambu, fasilitas publikasi dan semacamnya, dilakukan di depan.  Di akhir kuatal pertama, Tambang Bawah Tanah telah disulap menjadi tempat kerja yang berbeda yang tertata rapi, cantik,  dan mengikat hati siapapun yang melihatnya.
Perubahan fisik telah memompa semangat karyawan tambang tanah untuk turut berpartisipasi di dalam proses implementasi NOSA di area kerjanya. Kondisi fisik tambang bawah yang telah berNOSA juga telah mampu merebut hati para karyawan dan manajemen departemen lain yang bertamu atau melewati area operasi tambang tanah. Karena sangat terkesan dengan perubahan fisik di tambang bawah tanah, para kepala departemen yang lain langsung menanyakan kapan NOSA masuk ke departemen mereka. Perubahan fisik membuat kehadiran NOSA bisa dirasakan. Pada waktu karyawan merasakan kehadiran sistem secara positif di lapangan, maka mereka akan bangga dan terpanggil untuk melibatkan diri di dalam setiap proses penerapan sistem tersebut di daerahnya masing-masing.
Setelah purnabakti, pada suatu kesempatan berada di site sebuah tambang di Kalimantan selama 2 minggu memberikan pelatihan dan konsultasi ke salah satu perusahaan tambang di Kalimantan, di akhir kunjungan saya diberitahu oleh safety managernya bahwa perusahaan mereka baru saja lulus sertifikasi sebuah sistem manajemen K3 internasional. Sambil menyalami dan memberi ucapan selamat, pikiran saya melayang-layang dengan pertanyaan-prtanyaan, mengapa selama  2 minggu di site kok saya tidak merasakan diimplementasikannya sistem manajemen K3 tersebut. Kalau saya tidak merasakan, tentu karyawan juga tidak merasakan. Kalau karyawan tidak merasakan, maka mereka tidak akan berkontribusi apalagi terlibat. Penerapan sistem yang tidak ada pelibatan karyawan di lapangan dan kehadirannya tidak bisa dirasakan oleh seluruh lapisan organisasi, tidak akan banyak membawa manfaat di dalam upaya pencegahan kecelakaan, kecuali hanya sekedar another paperwork exercise, sederet dokumen yang hanya dibuka sekali setahun pada waktu audit.
Untuk itu mari kita buat implementasi SMKP di perusahaan kita masing-masing, bisa menjadi kegiatan lapangan yang setiap karyawan bisa ikut merasakan dan terlibat aktif di sepanjang prosesnya.
Untuk itu mari kita periksa ceklis di bawah ini terlebih dahulu:
- Apakah gap analisis sudah dilakukan dengan detil untuk seluruh operasi perusahaan major dan sub mayor, termasuk divisi, departemen, seksi, sub seksi, baik perusahaan maupun mitra kontraktor dan sub kontraktornya?
- Apakah proses bisnis mayor dan sub mayor sudah kita data ulang dan sudah mencakup seluruh kegiatan operasi penambangan baik di pihak owner maupun mitra kontraktor dan tidak ada yang terlewat?
- Apakah jalur akuntabilitas atau pertanggung gugatan organisasi perusahaan sudah jelas sejak dari tingkat proses bisnis terbawah?
- Apakah peran dan tanggung jawab K3 struktural, fungsional dan departemen sudah ditetapkan, disosialisasikan, dan diterapkan?
- Apakah hasil IBPR yang ada sudah direviu dan diupdate?
- Apakah tim kerja IBPR sudah diberi pelatihan atau sudah direfresh tentang IBPR dan semua perangkatnya sebelum mulai bekerja?
- Apakah semua mitra kontraktor dan sub kontraktor telah memakai matrix risiko perusahaan owner, sehingga di satu operasi perusahaan hanya memakai satu matrix risiko?
- Apakah pelaksanaan IBPR sudah dikawal dengan ketat untuk memastikan kosistensi lintas bisnis proses perusahaan baik di area perusahaan owner maupun di area mitra kontraktor? Ataukah anda hanya minta saja hasil IBPR dari para mitra kontraktor sedangkan anda tidak mengawal prosesnya sama sekali?
- Kalau data IBPR anda sudah komplit, apakah sudah disimpulkan menjadi daftar risiko kritis untuk setiap proses bisnis mayor?
- Apakah setiap risiko kritis yang sudah ditetapkan, telah dilengkapi dengan ruang lingkup atau jenis pekerjaan yang terlibat risiko kritis tsb di area bisnis mayor itu?
- Apakah setiap pengawas telah diajak menetapkan risiko kritis seksi atau sub seksinya yang ia dan crewnya terpapar, yang dipilih dari daftar risiko kritis departemennya?
- Apakah setiap pengawas sudah diajak melengkapi ruang lingkup daftar risiko kritis seksi atau subseksinya?
- Apakah setiap pengawas telah diajak untuk menetapkan sistem kendali untuk risiko kritis mereka masing-masing?
- Apakah tim implementasi sudah dibekali diklat SMKP atau sudah memiliki pemahaman yang baik tentang SMKP sehingga siap untuk melakukan tugasnya?
- Apakah seluruh jajaran manajemen, pengawas, dan karyawan sudah mendapatkan sosialisasi SMKP dan sudah memahami apa peran mereka masing-masing di dalam penerapannya?
- Apakah target audit sertifikasi sudah ditetapkan dan jadwal implementasi sudah dibuat mundur?
- Apakah elemen tentang perubahan fisik (housekeeping, pengelolaan sampah, demarkasi, color coding, signage, penumpukan barang, lingkungankerja) sudah dijadwalkan di 3 bulan pertama agar terbentuk fondasi kuat sebelum melangkah ke elemen berikutnya?
- Apakah hirarki aturan intenal perusahaan yang mengatur jenjang approval telah ditetapkan dan dipakai di seluruh area perusahaan?
- Apakah Management Safety Steering Committee perusahaan sebagai badan tertinggi untuk memeriksa dan memberikan approval kepada semua kebijakan, standar dan SOP sudah dibentuk dan semua anggota committee sudah mendapatkan surat penunjukan?
- Apakah semua karyawan, pengawas, dan manajemen baik perusahaan owner maupun mitra kontraktor dan sub kontraktor telah merasakan kehadiran SMKP di area kerja mereka?
Turut serta terlibat aktif di dalam melahirkan sebuah sistem manajemen keselamatan adalah merupakan pengalaman kerja yang bernilai tinggi. Turut serta secara aktif membuat penerapan sistem manajemen SMKP Minerba di perusahaan kita masing-masing ini menjadi suatu kegiatan yang field oriented dan bukan sekedar another paper exercise, adalah merupakan pengalaman yang super untuk CV kita.
Mari kita buat SMKP di perusahaan kita ada rasa.
Selamat
Abjan Masuara
Bagus sekali Pak Dwi. Sangat bermanfaat. Terima kasih.
Sy ingin undang Pak Dwi berkunjung ke site beberapa hari untuk membimbing tim kami terkait implementasi SMKP.