MENGENALKAN TANGGAP DARURAT KEBAKARAN KEPADA KELUARGA

20101105-1Seringkali jatuh korban jiwa dalam peristiwa kebakaran dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai bagaimana dan apa yang harus dilakukan apabila kita berada didalam bangunan/ gedung yang terbakar. Biasanya dalam kondisi tersebut orang-orang yang tidak terlatih dalam menghadapi kondisi kebakaran akan panik dan cenderung bertindak gegabah, dimana hal ini sangat merugikan karena dapat menyebabkan seseorang kehilangan nyawanya. Pendidikan tanggap darurat kebakaran pada dasarnya dapat kita kenalkan sejak dini terhadap anak-anak kita misalkan melalui permainan atau melalui pengarahan-pengarahan yang dapat kita berikan kepada anak-anak , yang tentunya haruslah dikemas dalam bahasa yang ringan dan mudah dimengerti oleh mereka. Orang tua bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan tanggap darurat kebakaran terhadap anak-anak mereka dengan harapan apabila suatu saat dia berada dalam kondisi darurat maka dia akan tahu apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan diri sendiri dan orang lain. Dalam bahasan kali ini saya mencoba untuk membahas beberapa tips dalam mempersiapkan dan mengkomunikasikan tanggap darurat kebakaran kepada keluarga kita dirumah. Melalui metode bermain kita bisa mempraktekan bagaimana kita harus berjalan dalam ruangan yang penuh asap. Kita bisa menggunakan permainan “merangkak dibawah asap”, dalam permainan ini kita bisa memanfaatkan selimut sebagai simulasi asap, dimana anak-anak kita suruh untuk merangkak dibawah selimut dan barang siapa yang merankaknya terlalu tinggi dan menyentuh selimut, maka dialah yang kena hukuman. Dengan melakukan permainan ini bersama anak-anak, kita akan mengajarkan suatu tingkah laku yang dikehendaki yaitu merangkak serendah mungkin bila ada asap disekitar kita

2Kita haruslah berbuat lebih banyak daripada sekedar memberikan informasi pada anggota keluarga tentang tindakan yang harus dilakukan jika pakaian mereka terbakar. Baik orang dewasa maupun anak-anak perlu dididik secara efektif mengenai hal ini. Peragakan bahwa jika pakaian mereka terbakar, mereka harus segera BERHENTI bergerak, MENJATUHKAN DIRI ke tanah (sambil menutup muka dengan kedua tangan ketika menjatuhkan diri), dan BERGULING-guling sampai api terpadamkan. Tekankan bahwa jika pakaian seseorang terbakar, orang yang melihatnya mungkin perlu membantu korban menjatuhkan diri dan berguling-guling untuk memadamkan apinya. Jaket, permadani, selimut, atau bahan-bahan kain yang tebal lain di dekatnya dapat dipakai untuk membantu memadamkan pakaian yang terbakar. Segera setelah api padam, dinginkan daerah itu dengan air (jika tersedia), dan jika memungkinkan, lepaskan serpihan-serpihan pakaian terbakar yang tidak melekat pada kulit korban. Segera panggil ahli medis untuk situasi darurat

Kita haruslah berbuat lebih banyak daripada sekedar memberikan informasi pada anggota keluarga tentang tindakan yang harus dilakukan jika pakaian mereka terbakar. Baik orang dewasa maupun anak-anak perlu dididik secara efektif mengenai hal ini. Peragakan bahwa jika pakaian mereka terbakar, mereka harus segera BERHENTI bergerak, MENJATUHKAN DIRI ke tanah (sambil menutup muka dengan kedua tangan ketika menjatuhkan diri), dan BERGULING-guling sampai api terpadamkan. Tekankan bahwa jika pakaian seseorang terbakar, orang yang melihatnya mungkin perlu membantu korban menjatuhkan diri dan berguling-guling untuk memadamkan apinya. Jaket, permadani, selimut, atau bahan-bahan kain yang tebal lain di dekatnya dapat dipakai untuk membantu memadamkan pakaian yang terbakar. Segera setelah api padam, dinginkan daerah itu dengan air (jika tersedia), dan jika memungkinkan, lepaskan serpihan-serpihan pakaian terbakar yang tidak melekat pada kulit korban. Segera panggil ahli medis untuk situasi darurat
3
Pada umumnya dalam peristiwa kebakaran asap akan memenuhi ruangan, karena sifat asap yang lebih ringan dari pada udara, biasanya pada ketinggian ± 30 cm di atas lantai adalah area yang bersih dari asap. Kita harus melatih keluarga dirumah mengenai “Berguling dari tempat tidur kelantai” apabila kita terbangun karena mencium bau asap atau karena mendengar suara alarm kebakaran dan tetaplah merunduk didalam ruangan karena gas berbahaya dan asap mungkin mengambang didalam ruangan tersebut, lalu merangkaklah kearah pintu keluar sebelum pintu dibuka sentuhlah terlebih dahulu daun pintu tersebut jika pintu terasa hangat JANGAN GUNAKAN PINTU ITU, carilah jalan keluar lain (pintu lain atau jendela). Ingat jangan sekali-kali kembali kedalam rumah apabila sudah berhasil keluar dari rumah yang terbakar. Ajarkan kepada anak-anak kita mengenai penggunaan telephone atau handphone dan informasikan kepada mereka mengenai nomer-nomer penting yang harus dihubungi bila terjadi kebakaran minimal mereka tau nomer dinas PMK atau POLISI. Tempelkan stiker nomer-nomer darurat di tempat yang mudah dilihat anak-anak misalkan meja telephone dan buatlah stiker tersebut semenarik mungkin agar lebih mudah menarik perhatian mereka untuk membaca dan mengingatnya.
untitled
Ajaklah anggota keluarga untuk berdiskusi dan ikut serta dalam proses pembuatan denah evakuasi apabila terjadi kebakaran. Buatlah denah tersebut sesimpel mungkin dan dapat dimengerti oleh setiap orang yang melihatnya. Tempelkan denah evakuasi tersebut di daerah yang mudah dilihat misalkan ruang tamu dan ruang keluarga. Ajarkan juga kepada anak-anak mengenai penggunaan APAR dan Fire blanket untuk pemadaman api awal.

Alangkah bijaknya bila kita telah melengkapi rumah kita dengan sarana dan prasarana tanggap darurat kebakaran yang tentunya akan sangat berguna sekali bila terjadi kebakaran dirumah. berikut ini beberapa sarana yang dapat dilengkapi dalam tanggap darurat kebakaran:
  • Menyediakan dan ajarkan kepada mereka cara penggunaan APAR dan Fire blanket.
  • Menyediakan 2 pintu keluar dalam setiap ruangan.
  • Instalasi listrik yang baik, gunakan peralatan pengaman seperti MCB,Sekering, serta pengkabelan yang tertutup dan baik, jangan lupa untuk melakukan pengecekan instalasi secara rutin paling tidak 1 tahun sekali.
  • Pastikan bahwa jendela-jendela dapat dibuka dengan mudah oleh siapapun untuk menunjukkan lokasinya kepada orang yang berada di luar, untuk memperoleh udara segar, atau untuk tujuan-tujuan penyelamatan diri sekunder seandainya terjadi peristiwa darurat kebakaran (tindakan yang pasti harus sudah ditentukan sebelumnya dalam kegiatan-kegiatan pelatihan).
  • Latihlah anak-anak dengan benar jika mereka diharapkan untuk menggunakan tangga-tangga penyelamat kebakaran/tangga monyet (terutama pada rumah-rumah tinggal yang berlantai dua atau tiga).
  • Sediakan peluit darurat di setiap kamar tidur dan Minta seluruh anggota keluarga untuk mewaspadai bahaya-bahaya yang mungkin terjadi jika mereka terbangun karena mencium asap (sebagai contoh, dengan meniup peluit yang tersedia di sisi setiap tempat tidur akan memberikan peringatan kepada orang lain sekaligus dapat digunakan sebagai signal posisi kita kepada petugas PMK).
  • Tentukan tempat berkumpul untuk seluruh anggota keluarga di suatu tempat di luar rumah sehingga dapat diketahui apakah semua anggota keluarga telah selamat berada di luar rumah.Jangan sekali-kali masuk kembali ke dalam rumah setelah berhasil keluar.
  • Lakukanlah permainan simulasi tanggap darurat kebakaran dalam rumah anda, karena bagi anak-anak hal ini sangat menyenangkan.
  • Simpanlah bahan-bahan yang mudah terbakar (misalkan: cat,thiner,minyak dan bahan lainnya) jauh dari sumber api atau panas.

9

Selain kita melakukan perencanan seperti diatas alangkah baiknya kita mengajarkan kebiasan-kebiasaan pencegahan bahaya kebakaran yang harus dilakukan oleh anggota keluarga seperti berikut:
  • Latihlah anak-anak untuk selalu peduli terhadap kebersihan lingkungan, ajaklah mereka membersihkan rumput-rumput liar dipekarangan rumah kita, setidaknya radius 9 meter dari rumah harus bebas dari rumput yang tinggi karena mereka dapat menjalarkan kebakaran. Potonglah pohon-pohon yang menyentuh kabel listrik karena hal ini dapat memicu kebakaran.
  • Latihlah anak-anak untuk selalu mematikan peralatan listrik yang tidak dipakai.
  • Berilah contoh terhadap anak-anak mengenai cara penempatan lilin atau lampu minyak yang benar, yaitu jauh dari bahan yang mudah terbakar (kertas, selambu, kain dll) dan selalu dipasang diatas landasan yang tidak mudah terbakar contohnya: piring beling, mangkok beling, kaleng atau bahan lainnya.
  • Biasakan tidur dalam kondisi kamar tidur tertutup, karena dengan pintu yang terbuka api dan asap akan lebih mudah masuk..
  • Tanamkan kebiasaan untuk selalu rapi dan bersih di rumah.
  • Kenalkan kepada anak-anak mengenai bau gas dan beritahu mereka bahwa tidak boleh menyalakan api atau peralatan listrik apabila tercium kebocoran gas.
  • Ajarilah anak-anak anda untuk minta tolong kepada tetangga seandainya terjadi kebakaran dirumah kita (ajarkan anak bergaul dengan tetangga).

1

Saya rasa itu saja yang bisa saya share kepada para pembaca, saya berharap tulisan singkat ini dapat memberikan sedikit tambahan wawasan kita mengenai sadar akan tanggap darurat kebakaran dalam lingkungan keluarga.

Salam safety untuk anda dan keluarga anda dirumah.
Read more at: http://kerja-safety.blogspot.com/2011/11/mengenalkan-tanggap-darurat-kebakaran.html
Copyright kerja-safety.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution
PETUNJUK PENGGUNAAN LPG 3KG

1. Apa yang harus dipersiapkan?

1

  • Ruang harus mempunyai sirkulasi dan ventilasi yang baik
  • Pasang klep dengan erat pada tempatnya (kedua ujung selang)

2

a. Lepaskan segel plastik dan cek cincin karet (seal) pengaman
b. Pasang regulator
c. Putar knopnya searah jarum jam
d. Pastikan selang tidak tertindih atau terlekuk.

2. Cara menggunakan kompor gas yank baik

3

  • tekan dan putar knop kompor  berlawanan arah jarum jam
  • Hindarkan terjadinya tumpahan kedalam kompor.
  • Putar knop sampai posisi off, bila selesai

3. Jika gas ELPIJI habis

4

  • Ditandai dengan api tidak menyala dan menjadi ringan
  • ganti tabung kosong dengan tabung baru

5

  • Jangan menggunakan kompor gas dan kompor minyak tanah secara bersamaan
  • Jangan menghidupkan kompor anda jika tercium bau gas LPG yang bocor

Sumber : http://elpiji-aman.blogspot.com/2013/06/petunjuk-safety-keamanan-dalam.html?spref=fb

 

Menakar Standar K3 Tambang (Bagian 1): Malang Tak Dapat Ditolak

Strip_coal_miningBisnis tambang kerap diidentikkan sebagai bisnis yang high cost, high tech, dan high risk. Bahkan, raksasa pertambangan bermodal besar sekalipun tak bisa lepas dari ancaman risiko kesehatan dan keselamatan kerja. Pertengahan Mei lalu, Indonesia dikejutkan dengan berita kecelakaan tragis yang menewaskan 28 pekerja tambang.

Jeritan minta tolong terdengar dari balik pintu yang tampak terkoyak dan hampir roboh. Kepanikan melanda sepanjang lorong, para karyawan yang berada di luar berusaha membuka paksa pintu itu dan mencari tahu keadaan rekan mereka yang terjebak di dalam terowongan Big Gossan.

Tanggal 14 Mei 2013, terowongan itu menjadi neraka bagi puluhan pekerja tambang PT Freeport Indonesia. Maksud hati ingin berlatih soal keselamatan bekerja, nahas justru menimpa mereka ketika longsor menghacurkan areal terowongan. Dari 38 pekerja yang terjebak, 10 di antaranya berhasil diselamatkan sementara 28 orang lainnya harus rela meregang nyawa.

Ini kali pertama bagi kecelakaan longsor menimpa PT Freeport Indonesia namun kecelakaan yang menimpa pekerja bukanlah satu-satunya yang pernah terjadi di Indonesia. Bila dibandingkan dengan kecelakaan serupa yang terjadi di Chile, banyak pihak menilai pemerintah terlalu lambat sehingga menyebabkan banyak jatuh korban. Tragedi Big Gossan tentu merupakan pukulan telak bagi pemerintah dan PT Freeport Indonesia.

PT Freeport Indonesia, perusahaan pertambangan emas dan tembaga terbesar di dunia tak sanggup menyelamatkan puluhan karyawannya yang tewas di tanah mereka mencari nafkah. Pemerintah Indonesia baru mengambil tindakan lima hari pasca kejadian. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk melakukan investigasi agar dapat mengetahui penyebab kecelakaan.

Serikat Pekerja Freeport Indonesia pun mengecam manajemen perusahaan yang dianggap tidak memiliki kepedulian terhadap nasib pekerjanya di lapangan. Virgo Salosa, pemimpin serikat pekerja mendorong pekerja tambang untuk mogok beroperasi sampai hasil investigasi kecelakaan dapat diketahui. “Kecelakaan terakhir ini menunjukkan bagaimana sombongnya manajemen Freeport. Itulah kenapa serikat buruh menyerukan agar seluruh pekerja berhenti bekerja di semua areal pertambangan Freeport,” ujar Salosa.

Pasca kecelakaan mengenaskan itu, ramai-ramai semua pihak membicarakan tentang pentingnya jaminan keselamatan dan kesehatan bagi pekerja. Perusahaan di Indonesia terutama pertambangan dinilai lemah dalam melindungi pekerjanya dan pemerintah, sebagai pembuat kebijakan pun tidak memberikan jaminan yang pasti.

Jauh sebelum tragedi Big Gossan terjadi, di lingkungan Freeport Indonesia, pada Oktober hingga November 2011, ribuan pekerja tambang dan karyawan Freeport Indonesia melakukan mogok kerja dan unjuk rasa besar-besaran. Mereka menuntut kenaikan upah dan perbaikan sistem keselamatan kerja yang dinilai belum berpihak pada pekerja.

Menakar Standar K3 Tambang (Bagian 2): Regulasi, Investasi, Kultur

indexSejatinya, tak perlu menunggu terjadinya kecelakaan untuk memperhatikan faktor kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Baik pemerintah, pengusaha, serta para pekerja sendiri punya peran penting yang harus dimainkan.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Said Iqbal, mengatakan upah pekerja Freeport Indonesia sangat jauh lebih rendah daripada pekerja Freeport di Chili. Demikian juga dengan tingkat keselamatan kerjanya yang sangat memprihatinkan, sedangkan pekerja tambang di Chili terjamin hak-haknya atas keselamatan kerja yang tinggi.

Ironisnya, menurut Iqbal, pemerintah justru memperparah nasib buruh tambang, dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2005 tentang jam kerja pekerja tambang. Dalam regulasi itu disebutkan, pekerja tambang bisa bekerja selama 12 jam per hari selama 10 minggu berturut-turut.

“Ini sangat membahayakan K3 pekerja tambang yang bertentangan dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang K3 dan konvensi ILO Nomor 176/1995 tentang keselamatan pekerja tambang,” ujar Iqbal.

Iqbal menuding pemerintah melindungi perusahaan pertambangan `nakal` dengan tidak diratifikasinya Konvensi ILO Nomor 176. ”Faktanya, konvensi ILO nomor 176 tidak pernah diratifikasi, padahal resiko pekerja tambang ini sangat besar. Konvensi mensyaratkan adanya jalur evakuasi alternatif. Karena begitu ratifikasi, berarti perusahaan tersebut harus keluar biaya,” tambah Iqbal.

Untuk perusahaan tambang sekelas Freeport yang mencapai kedalaman hingga 4.000 Km, biaya untuk membuat jalur evakuasi tersebut bisa menghabiskan dana hingga triliunan rupiah. Padahal adanya jalur evakuasi sangat penting utamanya jika terjadi kondisi yang tidak diinginkan.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bulan Oktober ini menjadi perhatian dunia internasional bersamaan dengan berlangsungnya konfrensi Asia Pacific Occupational Safety and Healt Organization (APOSHO). Indonesia kebetulan didaulat menjadi tuan rumah dalam acara yang rutin diselenggarakan tiap tahun itu.

Institution of Occupational Safety and Health (IOSH), yang merupakan organisasi profesional dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja terbesar di dunia, sangat mendukung konferensi ini serta berbagai upaya yang dilakukan Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N), yang secara aktif berusaha menekan tingkat kecelakaan, gangguan kesehatan, dan kematian yang diakibatkan pekerjaan.

Presiden IOSH, Gerard Hand mengatakan, ancaman kecelakaan kerja di negara berkembang seperti Indonesia masih sangat tinggi. Pekerja, pengusaha, dan pemerintah harus bekerja bersama untuk mengurangi tingkat kecelakaan, gangguan kesehatan, dan kematian akibat kerja, khususnya di industri-industri beresiko tinggi seperti konstruksi dan manufaktur.

Organisasi Tenaga Kerja Internasional (ILO) melaporkan setiap tahunnya rata-rata terjadi 317 juta kecelakaan kerja di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, 321 ribu diantaranya merupakan kecelakaan kerja yang bersifat fatal. Bahkan, setiap tahun diperkirakan lebih dari 2 juta orang meninggal dunia akibat penyakit yang terkait dengan pekerjaan. Padahal, masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3) ini juga berkaitan dengan efisiensi bisnis.

Gerard mengingatkan kepada para pengusaha agar memberi perhatian lebih seksama pada penerapan K3 di lingkungan perusahaan mereka. “Pengetahuan dan kecakapan para pengusaha sangat penting untuk memastikan kesehatan dan keselamatan para pekerjasebagai yang paling utama dan tidak dapat ditawar. Hal ini tidak saja menyelamatkan nyawa manusia, tetapi juga menjadikan bisnis lebih efisien,” kata Gerard.

Data ILO menunjukkan setiap tahun Indonesia menderita kerugian hingga 4% dari pendapatan domestik bruto (PDB) atau senilai Rp 280 triliun akibat kecelakaan kerja. Namun penanganan aspek K3, kesadaran maupun perilaku K3 masih sangat lemah.

Terkait kecelakaan yang sering menimpa pekerja tambang, Gerard pun berkomentar bahwa ada batasan dimana kemungkinan terjadinya sebuah kecelakaan dapat diterima. Namun yang paling penting adalah mengakui secara jujur resiko apa saja yang mungkin terjadi sehingga dapat mengelolanya sebaik mungkin.

Menurutnya, kejujuran merupakan bagian penting dari pengelolaan K3 karena tanpa itu hanya akan bersembunyi di balik kertas-kertas dokumen belaka. “Harus dibedakan antara organisasi yang benar-benar baik dalam pengelolaan K3-nya, dengan organisasi yang hanya di atas kertas dinyatakan baik,” tegasnya.

Ia juga melanjutkan bahwa masih ada budaya untuk menyalahkan faktor ‘human error’ atau kesalahan pekerja, tanpa adanya kesadaran untuk secara terbuka mengakui akar permasalahan mulanya. Misalnya ketika seseorang jatuh saat hendak membuka jendela yang letaknya tinggi, pasti orang itu akan disalahkan karena memanjat tanpa menggunakan tangga yang aman.

Padahal, jika jujur diakui, mungkin akar permasalahan awalnya ada pada kondisi ruangan yang sirkulasi udaranya kurang baik sehingga memaksa orang itu untuk membuka jendela. Oleh karena itu, pemahaman akan resiko K3 yang sebenarnya dan bagaimana mengelolanya menjadi hal yang amat penting.