SENGATAN LEBAH BISA MEMATIKAN

 Tahukah anda? Pada saat lebah  menyengat, Iebah  dapat menyuntikan racun ke  korbannya?

LebahLebah merupakan ordo Hymenoptera dari kelas insekta, dan dibagi 2 famili yakni Apidae dan Vespidae. Famili Apidae  ini terdiri dari beberapa macam spesies diantaranya lebah madu (honey bee), bumble bee serta lebah afrika (African bee). Dari Familli Vespidae terdiri dari penyengat, tawon dan semut api. Alat penyengat lebah berada dibawah dari abdomen, terdiri kantung yang berisi bisa melekat pada duri penyengat. Jika terjadi sengatan makan kantung itu akan berkontraksi dan bisa dialirkan ke dalam tubuh korbannya.

Dari beberapa kasus yang ringan, sengatan lebah dapat menyebabkan gejala ringan yang ditandai dengan rasa sakit pada daerah gigitan, bilur merah, luka kecil dan pembengkakan.

Namun pada kasus yang berat, sengatan lebah dapat menyebabkan alergi parah. Reaksi alergi yang parah (Anafilaksis) berpotensi mengancam nyawa seseorang, sehingga diperlukan perawatan darurat. Tanda-tanda reaksi alergi yang parah dapat berupa Reaksi Kulit (termasuk gatal-gatal dan memerah atau pucat), kesulitan bernafas,  pembengkakan pada tenggorokan dan lidah, denyut nadi menjadi melemah, mual, muntah, diare, pusing, pingsan atau hilangnya kesadaran.

 Reaksi alergi merupakan salah satu penyebab utama permasalahan medis yang berujung pada kematian. Reaksi ini terjadi pada orang-orang yang mempunyai sistem imun (kekebalan) terlalu sensitif terhadap racun.             

Sebaliknya, jika lebah menyengat pada orang-orang yang tidak mempunyai Reaksi alergi biasanya hanya menimbulkan rasa nyeri atau jika sengatan tersebut ditimbulkan oleh banyak lebah tentunya juga dapat menimbulkan komplikasi yang berujung pada kematian.

Tersengat Lebah Pada dasarnya racun lebah yang menyengat mengandung protein yang dapat mempengaruhi sel-sel kulit dan sistem kekebalan tubuh sehingga dapat menyebabkan rasa sakit dan bengkak di sekitar daerah yang terkena sengatan.


Dewasa ini, telah terjadi kasus kecelakaan kerja yang disebabkan karena sengatan lebah di industri pertambangan yang menimbulkan kematian. Sehingga sengatan lebah merupakan risiko yang patut kita waspadai. Operator Excavator/dozer yang ditugaskan di daerah-daerah yang berpotensi mengganggu sarang lebah, maka unit kabinnya harus bisa ditutup rapat. Jika memang tidak bisa ditutup rapat, maka operator juga perlu dilengkapi dengan APD. Untuk pekerja yang ditugaskan mengawasi pekerjaan penggalian, maka wajib dilengkapi dengan APD.

Berikut ini merupakan hal-hal yang harus dilakukan apabila tersengat Iebah:

    1. Segera minta bantuan medis atau emergency.
    2. Buang secepatnya bila sengat masih menempel. Sengat yang tertinggal masih bisa mengeluarkan racun selama 2-3 menit dan bisa menimbulkan rasa sakit yang lebih parah. Tindakan yang cepat dapat mengurangi  tingkat keparahannva.
    3. Gunakan kompres dingin, hal ini akan mengurangi peradangan yang terjadi.
    4. Bersihkan dengan sabun dan air bersih.
    5. Jika direkomendasikan oleh dokter, anda dapat menggunakan obat anti Alergi (seperti CTM. Dextamene, dll) dan juga anti nyeri (seperti : Asam mefenamat / Ponstan, Parasetamol, dll).

 Strategi pencegahan untuk meminimalisir terjadinya paparan sengatan lebah adalah sebagai berikut:

    1. Berhati-hati ketika minum-minuman manis diluar. Membuka cangkir dengan lebar mungkin pilihan terbaik karena Anda dapat melihat apakah terdapat lebah di dalamnya. Memeriksa kaleng dan sedotan sebelum minum dari sana.
    2. Menutup erat wadah makanan dan sampah
    3. Membersihkan sampah, buah yang jatuh, dan kotoran anjing atau kotoran hewan lainnya.
    4. Memakai sepatu dengan ujung tertutup ketika berjalan diluar.
    5. Jangan memakai pakaian dengan warna – warna cerah atau motif bunga, yang dapat menarik lebah.
    6. Gunakan pakaian lengan panjang dan juga celana panjang saat akan pergi ke lapangan.
    7. Hindari area bunga bungaan.
    8. Setiap memasuki suatu area, lakukan pengecekan terlebih dahulu apakah ada sarang lebah di sekitarnya
    9. Jagalah kebersihan, karena sampah akan menarik serangga untuk datang.
    10. Jika ada seekor lebah yang terbang mengitari kita, tetaplah diam dengan wajah menghadap ke tanah, wajah adalah bagian yang paling sering diserang. Jangan berusaha mengusir lebah tersebut karena akan memprovokasi Iebah lain untuk menyerang.
    11. Jika diserang oleh beberapa lebah secara bersamaan, lari dan menjauhlah dari mereka. Lebah mengeluarkan cairan kimia yang akan menarik lebah Iain untuk mendekat.
    12. Jika lebah masuk ke dalam mobil, berhentilah dengan pelan dan buka semua kaca supaya Iebah bisa keluar.

 

Dikutip dari sumber :

  1. http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/6-3-1.pdf  – “Peran Imunoterapi pada Alergi Sengatan Lebah”.
  2. http://www.sehatfresh.com/sengatan-lebah/

I.   Tujuan

    1. Untuk mempromosikan kesadaran mengenai Manajemen Housekeeping di tempat kerja.
    2. Untuk mengetahui tentang Sistem Manajemen 5S.
    3. Untuk mengimplementasikan Sistem Manajemen 5S yang dapat diukur kinerjanya.
    4. Agar dapat mengintegrasikan Sistem Manajemen 5S kedalam Sistem Manajemen Lainnya.

II.  Silabus Training

1. Pendahuluan 5S

      • Filosofi 5S
      • Keuntungan 5S
      • Korelasi dengan Sistem Manajemen Lainnya.

2. Kesadaran dan Pemahaman mengenai Persyaratan 5S berdasarkan Standar Fisik Umum:

a. Sorting (Pemilihan) – “Ringkas”

          • Memilah barang berdasarkan kriteria  yang dibutuhkan atau yang tidak dibutuhkan baik itu hardware maupun software.
          • Menunjuk orang yang bertanggung jawab dalam area tsb.
          • Membereskan  segala sesuatu yang tidak diperlukan.
          • Membersihkan dan mengidentifikasi sumber-sumber kebocoran.
          • Tanggung Jawab Housekeeping didokumentasikan.
          • Menetapkan metode standar kebersihan umun dan standar  lain dari satu sisi ke sisi lainnya.

b. Merapihkan – “Rapih”

          • Mengelompokan berdasarkan penggunaannya.
          • Menetapkan lokasi untuk setiap barang berdasarkan frekuensi penggunaannya.
          • Merancang lokasi untuk peralatan, perlengkapan, tempat umun dan Safety Zone.
          • Dipasang Label pada lokasi-lokasi tertentu (Lokasi yang membutuhkan label).
          • Terdapat layout dokumen mengenai workplace, peralatan dan perlengkapan.
          • Menyimpan peralatan di tempat-tempat yang mudah diambil saat akan mempergunakannya kembali.
          • Menggunakan penataan dan pelabelan untuk wilayah serupa. 

c. Sistematika pembersihan –“Resik”

          • Mengidentifikasi setiap barang untuk memeriksa peralatan yang memadai dalam proses kinerjanya.
          • Menentukan rentang kinerja untuk peralatan utama dan proses.
          • Menfidentifikasi indikator dan kontrol untuk setiap area yang akan diperiksa.
          • Membuat kode warna yang sesuai dengan indikantor dan kontrol.
          • Peralatan-peralatan dan perlengkapan utama dibersihkan setiap hari.
          • Menetapkan standar yang jelas untuk setiap barang yang akan diperiksa dan diinpeksi harian.
          • Mengidentifikasi tindakan yang diambil pada saat ada kondisi tidak normal.
          • Menetapkan prosedur pembersihan yang sistematis disetiap area.

d.  Standarisasi –“Rawat”

          • Review dokumentasi 5S untuk barang-barang yang dibutuhkan, layout tempat kerja, pemeriksaan Harian, dan kinerja yang dapat diterima dengan area kerja lain.
          • Review motode dan standar baru yang berkaitan dengan seluruh karyawan dan membuat perubahan untuk mendukung implementasi metode tersebut.
          • Memberikan training kepada seluruh karyawan tentang bagaimana melakukan metode baru tersebut.
          • Mengidentifikasi area kerja yang sama dan menentukan metode  dan standar yang diikuti.

e.  Mempertahankan –“ Rajin”

          • Foto area kerja untuk menunjukkan adanya perbaikkan.
          • Mengevaluasi Tingkatan dan Pencapaian 5S.
          • Mempromosikan Prestasi 5S dengan Foto, interaksi ataupun perayaan.
          • Membuat Jadwal untuk melakukan pemeriksaan rutin pada peralatan, proses dan  standar.
          • Membuat rekaman untuk masalah yang teridentifikasi pada saat pelaksanaan pemeriksaan harian.
          • Memprioritaskan masalah dalam penyelesainnya.
          • Menentukan frekuensi dan waktu untuk melakukan pemeriksaan rutin dan Audit 5S.
          • Review secara berkala hasil temuan, perbaikan dan penyelesaian dari temuan tsb.
          • Melakukan tindakan perbaikan terhadap hasil temuan sampai pada akarnya agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.

III.   Metode

      1. Diskusi dalam Kelas
      2. Workshop
      3. Audit ke Kantor

IV.   Peserta

Pelatihan ini ditujukan untuk seluruh tingkatan Manajemen, Praktisi Keselamatan, Personil K3 dan seluruh pihak yang berkepentingan.

*Untuk Efektifitas Pelatihan, jumlah peserta maksimal 25 orang.

V.   Waktu

Pelatihan akan diselenggarakan dalam waktu 2 hari (7 Jam/hari).

*1 Hari  di dalam Kelas dan 1 hari bench mark ke PT. XXXX.

 Materi Tambahan Training 5S 

VI.   Bagaimana Melakukan Audit 5S?

      1. Pemeriksaan secara sistematik dan independen untuk menentukan aktivitas dan hasil yang berkaitan dengan susunan rencana dan implementasi yang efektif untuk mencapai standar 5S.
      2. Mengukur keefektivan implementasi 5S.
      3. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan Sistem Manajemen 5S di Perusahaan.
      4. Kelayakan 5S.
      5. Menentukan tindakan perbaikan sistem 5S.
      6. Dalam Audit Internal, terdapat 3 pihak yang terlibat dalam proses audit tersebut.

a. Organisasi Audit

            • Audite
            • Auditor
            • Klien

b. Aktivitas Audit

            • Rencana Audit
              Jadwal, tempat, ruang lingkup dan tim audit.
            • Persiapan Audit
              Konfirmasi jadwal, ceklis, referensi standar, Koordinasi tim dan flow prosesnya.
            • Pelaksanaan Audit
              Koordinasi Tim, Konfirmasi Ulang Jadwal, Pembukaan, Review SOP, Rating IK, analisis data, observasi lapangan dan penutupan.
            • Pelaporan
              Penulisan CAR, Penulisan Rekomendasi, Follow up dan Pelaporan.

VII.  Persyaratan Sistem Dokumentasi

      1. Dokumen dapat ditemukan (tersedia).
      2. Dokumen direview secara berkala, direvisi jika perlu, memadai dan disetujui oleh petugas yang berwenang
      3. Dokumen relevan yang baru, tersedia di seluruh lokasi operasi dan berfungsi secara efektif.
      4. Dokemen kadaluarsa segera dihapus dari penerbitan dan penggunaan dokumen kadaluarsa disimpan untuk kepentingan legal dan dipelihara dan diberi identitas yang sesuai.

Proses HIRAC INDOSHE ini adalah cara HIRAC yang efisien, bisa memotong waktu, biaya, tenaga sampai 70%, dan cara pengelolaan pengendalian risiko yang lebih fokus dan lebih sederhana.

Diawali dengan mereviu mana dari Risiko Kritis Perusahaan atau Risiko Kritis Generik bisnis sejenis, yang setiap sub proses bisnis terpapar.  Setelah setiap sub proses bisnis menetapkan risiko kritisnya, lalu dibandingkan dengan sejarah insiden yang pernah terjadi di perusahaannya, kalau ada yang belum tercover, ditambahkan.  Selanjutnya bandingkan dengan program Fatality Prevention Korporat perusahaan dan mitra kerja kontraktornya, kalau ada yang belum tercover tambahkan.

Daftar Risiko Kritis Sub Bisnis Proses yang telah ditetapkan ini, dilengkapilah dengan ruang lingkup setiap risiko kritis untuk memperjelas pekerjaan apa saja yang terpapar risiko kritis itu, lalu baru dilanjutkan dengan melakukan pendataan jenis pekerjaan atau aktivitas yang terpapar risiko kritis itu. Disinilah letak efisiensi terbesar.

Langkah berikutnya baru mereviu dan membangun sistem kendali dari setiap risiko kritis dari Daftar Risiko Kritis tsb. Untuk lebih jelasnya, silahkan ikuti alur kerja di bawah ini.

ALUR HIRAC INDOSHE

Setelah mendapatkan Daftar Risiko KritIs hasil proses HIRAC INDOSHE, maka selanjutnya kita wajib menetapkan sistem kendali untuk setiap risiko kritis.  Sistem kendali risiko kritis kita bagi menjadi 2 macam, yaitu cara bawah dan cara atas.

Sistem kendali risiko kritis cara bawah adalah sistem kendali yang fokus memaksimalkan peran pengawas lini depan dengan urutan: menfasilitasi setiap pengawas lini depan untuk menetapkan risiko kritis seksi atau sub seksinya, membuat ruang lingkupnya, melakukan inventori tugas (pekerjaan) yang terpapar risiko kritis pengawas, membuat JSA untuk setiap tugas yang terpapar risiko kritis, membuat checklist inspeksi risiko kritis.  

Alur Sistem Kendali Risiko Kritis 1

Sistem kendali risiko kritis cara atas adalah perusahaan menetapkan Fatality Prevention Standard (FPS) untuk setiap risiko kritis yang telah ditetapkan menjadi Daftar Risiko Kritis Perusahaan.  Selanjutnya setiap standar FPS  dijadikan program pengendalian, yang kemudian disampaikan kepada seluruh karyawan melalui media, diantaranya adalah: induksi, pelatihan pengendalian risiko kritis, work permit, memasukkan tanggung jawab pengendalian ke job description pejabat yang bertanggung jawab, rambu-rambu, publikasi, life saving program, dsb.

risiko kritis seksi atau sub seksinya, membuat ruang lingkupnya, melakukan inventori tugas (pekerjaan) yang terpapar risiko kritis pengawas, membuat JSA untuk setiap tugas yang terpapar risiko kritis, membuat checklist inspeksi risiko kritis.  

Alur Sistem Kendali Risiko Kritis 2

Selengkapnya Cara Bawah dan Cara Atas adalah sbb:

Alur Sistem Kendali Risiko Kritis 3

Sedang detil pengendaliannya adalah sebagai berikutnya.  Intinya, tidak ada Risiko Kritis yang tidak dikendalikan, dan pengendaliannya harus tuntas memakai metode apapun.  Silahkan:

Alur Sistem Kendali Risiko Kritis 4

 

 

 

 

   

Peran dan Tanggung Jawab K3 di Suatu Organisasi

STRUKTURAL FUNGSIONAL  ANTAR DEPARTEMEN
(Masuk di Job Description) (Dengan surat penunjukan) (Standar Tertulis)
General Manager Kepala Teknik Tambang Security Department
Deputy General Manager Wakil Kepala Teknik Tambang HR Department
General Superintendent Anggota Steering Committee Training Department
Superintendent Anggota Crisis Management Team Road Maintenance Department
Supervisor Anggota Taskforce IBPR Medical Services
Leader Anggota tim investigasi internal Engineering Department
Karyawan Senior HSE Representative Purchasing Department
Karyawan Sukarelawan Fire and Rescue Public Affars Department
Karyawan Junior Fire Warden Corporate Communication
Helper First Aider HSE Department

 

 

Peran dan Tanggung Jawab K3 Organisasi Struktural

STRUKTURAL PERAN
TOP MANAGEMENT

–     Menetapkan Kebijakan, arah

–     Menetapkan Target, Sasaran, Program

–     Menetapkan standar strategik (Peran Tanggung Jawab, Organisasi, Matrix Risiko, dsb 

–     Menetapkan Standar dan Program Pengendalian Risiko Kritis

–     Memberi apresiasi

–     Menetap standar safety leadership

–     Menyediakan Budget

MIDDLE MANAGEMENT

–     Menyediakan resources  untuk menjalankan program, 

–     Memastikan program terimplementasi di lapangan    

–     Pengawas dan karyawan mendapatkan  pelatihan

–     Melakukan Inspeksi

–     Menjalankan standard safety leadership

PENGAWAS GARIS DEPAN

–     Memastikan anak buah mengikuti SOP, punya lisensi, atau work permit

–     Menghentikan pekerjaan jika ada kondisi atau tindakan tidak aman

–     Memberi apresiasi kepada karyawan

–     Melakukan safety talk, inspeksi, investigasi, observasi, JSA, pelatihan OJT

–     Pemeriksaan, pengujian, pelaporan

–     Melakukan penindakan pelanggaran Golden Rule

KARYAWAN

–     Menjaga keselamatan diri dan teman kerja

–     Mengikuti aturan, SOP, JSA, APD, instruksi

–     Tidak mengubah langkah kerja atau cara kendali

–     Tidak bekerja bila tidak sehat

–     Stop pekerjaan dan lapor pengawas bila JSA atau aturan yang ada tidak bisa diikuti

–     Melaporkan kondisi berbahaya

–     Melaporkan insiden

–     Memakai APD yang ditetapkan

 

 

Contoh Peran dan Tanggung Jawab K3 antar Departemen

DEPARTEMEN PERAN
HRD
  • Melakukan perekrutan pekerja baru.
  • Menyeleggarakan program medical checkup.
  • Menyelenggarakan Pelatihan
  • Memasukkan peran dan tanggung jawab K3 ke dalam job description
  • Memasukkan dan memberikan bobot K3 ke dalam annual performance appraisal
  • Memasukkan golden rules ke dalam PKB
  • Melakukan tindakan adminstratif terhadap karyawan yang melakukan pelanggaran K3
Clinic
  • Penanganan cedera
  • Perawatan sakit akibat kerja
  • Melakukan medical checkup
Road Maintenance
  • Perawatan jalan, drainase, tanggul
  • Penyiraman jalan
  • Rambu jalan
Security
  • Darurat keamanan.
  • Pengontrolan kecepatan kendaraan
  • Penjagaan di checkpoint dari orang dan kendaraan yang tidak berhak
  • Mengamankan TKP waktu terjadi kecelakaan
Purchasing
  • Pembelian barang dan peralatan K3
  • Pembelian alat pelindung diri
  • Pembelian barang-barang atau jasa sesuai dengan standar K3 perusahaan
Maintenance
  • Pemeliharaan sarana, prasarana, instalasi dan peralatan
  • Komisioning kendaraan
  • Servis kendaraan
  • PM Check kendaraan
  • Perbaikan dan perawatan peralatan tanggap darurat
  • Perawatan dan perbaikan sarana komunikasi tanggap darurat 
Engineering
  • Rancang bangun mengikuti standar K3 perusahaan
  • Memonitor permanent structure.
Government Relation
  • Hubungan dengan instansi pemerintah terkait
General Affair
  • Seleksi dan perekrutan perusahaan jasa catering
  • Pengawasan kualitas catering
  • Pengelolaan sampah
  • Pengelolaan air minum
Geotech
  • Monitoring pergerakan batuan tambang
IT
  • Perawatan sarana komunikasi tanggap darurat
Warehouse/Lab
  • Penyimpanan bahan kimia
  • Stock APD
  • Stock peralatan keselamatan
Operation
  • Dispatcher
  • Pengaturan lalu lintas kendaraan angkut tambang
  • Pengaturan lalu lintas kendaraan angkut hauling
ERG
  • Menangani kedaruratan di lapangan meliputi: cedera, sakit, kebakaran, kecelakaan kendaraan, spill
  • Membuat program tanggap darurat
  • Melakukan perawatan peralatan tanggap darurat
  • Melakukan pengembangan skill SDM tanggap darurat
HSE
  • Pengelolaan Statistik Kecelakaan
  • Mendesain sistem, standar, program
  • Menjadi motor organisasi fungsional K3
  • Pengembangan Program Pelatihan K3.
  • Menjadi instruktur pelatihan K3
  • Melakukan evaluasi implementasi program K3
  • Mengorganisir kegiatan K3 sepanjang tahun
  • Menangani kedaruratan kebakaran,
  • Pengontrolan kecepatan kendaraan
  • Penanganan fire protection
  • Pelaporan kecelakaan ke instansi pemerintah terkait.
  • Perawatan peralatan tanggap darurat.
  • Pengurusan perijinan K3 ke pemerintah terkait.
  • Pengukuran kebisingan, penerangan, kadar oksigen dan gas bebahaya.

Karena sampai sekarang baru lagging indicator Frequency Rate dan Severity Rate yang secara seragam dipakai untuk mengukur kinerja K3, maka cara mengklasifikasikan cedera adalah merupakan suatu program yang harus dimiliki oleh perusahaan dan dijalankan dengan benar dan sangat hati-hati agar statistik yang dihasilkan adalah data yang aktual mencerminkan keadaan sesungguhnya di lapangan, sehingga waktu membandingkan FR dan SR antar perusahaan betul-betul perbandingan apple to apple, jangan sampai satu perusahaan ketat menerapkan program pengklasifikasian cedera ini dan sebagian yang lain tidak. 

Kalau ini yang terjadi, maka kita sebenarnya selama ini kita tidak melakukan perbandingan yang fair. Mengelola program pengklasifikasian cedera adalah TUGAS UTAMA departemen K3 yang tidak bisa digantikan oleh departemen lain. Program Inspeksi, Program JSA, Program Investigasi dst, bisa dilakukan oleh personil non safety, tetapi tidak demikian halnya dengan PROGRAM PENGKLASIFIKAN CEDERA. 

Di bawah ini adalah alur menetapkan kecelakaan tambang versi internasional dan versi Kepmen 555.

Alur Klasifikasi Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja – Internasional (OSHA 29 CFR Parts 1904 Recordability Flowchart)

Alur klasifikasi kecelakaan 1

Alur Klasifikasi Kecelakaan Kepmen 555/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum

Alur klasifikasi kecelakaan 2

 

 

  1. Memberi bantuan kepada bawahan waktu mendapatkan kesulitan
  2. Melibatkan bawahan di dalam menyelesaikan suatu masalah  
  3. Memberikan banyak perhatian pada  kerapian, pemenuhan, dan pencapaian bawahan, daripada kepada kesalahan penyimpangan dsb
  4. Berdiri di depan waktu timbul masalah
  5. Menyampaikan nilai-nilai moral dan keyakinan yang mulia dalam hidup
  6. Selalu ada pada saat diperlukan karyawan
  7. Selalu mengajak bawahan untuk berani melakukan terobosan dalam menyelesaikan masalah
  8. Selalu bicara optimistis mengenai masa depan
  9. Menanamkan kepercayaan diri yang kuat pada bawahan
  10. Membicarakan dengan jelas siapa yang bertanggung jawab untuk mencapai target-target yang ditetapkan
  11. Mengemukakan dengan penuh semangat kepada bawahan tentang hal-hal yang perlu dicapai
  12. Menekankan kepada bawahan pentingnya mempunyai tekad yang kuat untuk mencapai suatu tujuan
  13. Meluangkan waktu untuk memberi tahu tentang bagaimana mengerjakan sesuatu
  14. Memberi tahu dengan jelas apa imbalan yang diperoleh kalau seseorang mencapai tujuan kerjanya
  15. Menunjukkan keyakinan bahwa “kalau sesuatu cara kerja masih berjalan baik, cara itu tidak perlu diperbaiki/diubah”
  16. Mengabaikan kepentingan pribadi demi kebaikan kelompok
  17. Memperlakukan  bawahan dengan baik sebagai individu
  18. Bersikap membangun rasa hormat
  19. Pandai mengarahkan bawahan pada visi ke depan
  20. Membantu bawahan dalam mengembangkan kekuatan dan kelebihannya
  21. Menyarankan cara-cara baru kepada bawahan melihat bagaimana menyelesaikan suatu tugas
  22. Menyatakan kepuasan bila bawahan menyelesaikannya dengan baik
  23. Memenuhi apa yang bawahan butuhkan untuk bisa menyelesaikan tugas dengan baik
  24. Mendorong bawahan untuk mencapai lebih dari yang diharapkan
  25. Bekerja sama dengan baik bersama bawahan

 

Sumber: M.L.Q.*= Multifactor Leadership Questionnaire, 1995 oleh Bernard M. Bass dan Beace J. Avolio, Mind Garden, Inc.,
1690 Woodside Rd., Suite 202, Redwood City, CA 94061 USA www.mindgarden.com

 

Dwi PudjiarsoPerjalanan karier K3 saya di tambang yang menginjak tahun ke 37, baik di tambang mineral maupun batubara, telah mencambuk saya untuk mulai menuangkannya ke dalam tulisan.  Judul-judul yang akan saya tulis sementara ini seperti di bawah ini yang akan saya tulis secara bertahap.  Tulisan-tulisan ini ada yang dimuat rutin setiap bulan di majalah KATIGA juga ada yang kami upload ke dalam website INDOSHE yang bisa diunduh secara gratis. 

Artikel-artikel ini ditulis secara ringan, panjangnya hanya 1-2 halaman A4 per artikel, dan dengan ulasan dan gaya mengkritisi berbagai praktek K3 terutama yang berjalandi perusahaan yang sebetulnya menjadi tanggung jawab oleh Personil K3. Beberapa yang sudah saya tulis, akan masuk di bawah artikel. Saya mengkategorikan ini sebagai BACAAN WAJIB bagi Personil K3.

Judul Artikel Inspiratif K3
Jadi orang safety karena tidak ada posisi lain? Anda tidak sendirian. 
Induksi sekenanya
Tips Menerapkan SMKP
Good guys belum safe guys
Hati-hati dengan kerutinan
Kerja di perusahaan besar kok idenya kecil-kecil
Keimanan safety hukumnya wajib
Saktinya KTT
Insan Safety tidak bisa buat proposal bak macan 
Kalau KTT tulalit, siapa yang ditarik telinganya?
Jadi orang safety ditakuti kok bangga
Insan Safety harus tahan banting
Insan safety harus adil
Insan safety harus seperti KPK
Insan safety yang tidak kreatif ibarat ban kempes
Insan safety dan kedisiplinan
Bersyukur berkarier di safety Tambang
Insan Safety dan peran designer
Insan Safety dan peran- Pengembang
Insan Safety dan peran Evaluator
Insan Safety dan Peran Organisator
Karyawan tidak bisa mengikuti standar yang belum ditulis
Jangan nuntut kalau belum pernah ngajari
Baca sekali seumur hidup
Kekuatan strategis taskforce
Fungsi strategis Management Safety Steering 
JSA vs SOP 
Gimana sih APD di JSA?
JSA – Awas hati-hati 
Pastikan yang salah kaprah di JSA
HIRAC dan tukang donat
HIRAC dan nangkap begal
HIRADC yang tidak sampai garis finish
HIRAC – Tidak memberi nilai siko sebelum kontrol
Top 10 Risk
Safety Manager tidak ingat top risk
Program itu ada titik jenuh
Peran dan Tanggung Jawab K3 – Struktural
Peran dan Tanggung Jawab K3 – Fungsional
Peran dan Tanggung Jawab K3 – Antar departemen
Sistem K3 kok gak terasa
Apresiasi dan Kedewasaan K3
Apresiasi dan Perilaku K3
Fokus pada mencari kebaikan
Emergency command center
Ritual K3 Pengawas
Minta judul safety meeting
Hafal PDCA tapi menetapkan elemen SAP pilih yang paling ringan
Apa isi Induksi Tamu? – Ya bayangkan  jadi tamu, kamu butuh apa
Wawancara anda keroyokan?
Cermin tidak pernah bohong
Ingin pekerja mengikuti SOP lagi dan lagi?
Kasihan pekerja hidup di dua dunia.
Strategi safety anda masih Blame, Shame dan Train?
Lawan dengan sistem jangan dengan otot
Tinggalkan semua pekerjaan, prioritaskan investigasi 

1)      MENGAWAL STATISTIK KECELAKAAN – MENETAPKAN STATISTIK KECELAKAAN PERUSAHAAN

Adalah Departemen K3 yang bertanggung jawab melakukan penetapan klasifikasi cedera dengan hati-hati mengikuti setiap aturan dan acuan yang berlaku, sehingga tidak yang salah klasifikasi cedera.  Hasil analisa statistik dipakai sebesar-besarnya untuk membuat prediksi-prediksi ke depan serta sebagai dasar merancang program baru atau menghentikan program lama.

2)     DESIGNER – PERAN ARSITEK PROGRAM K3

Adalah Departemen K3 yang bertanggung jawab membuat, mereviu, mengupdate, menghentikan, mengganti program pencegahan kecelakaan perusahaan.  Departemen K3 yang melakukan tugas merancang peran dan tanggung jawab K3 di suatu perusahaan, baik peran dan tanggung jawab K3 struktural, fungsional, maupun departemen terkait.

What?

      • Standar apa yang harusnya ada tapi belum ada?
      • Program apa yang sudah ada tetapi perlu
        disempurnakan atau diupdate?
      • Program apa yang sudah ada tetapi belum
        berjalan penuh?
      • Program apa yang sudah jenuh dan harus diupdate?
      • Komite apa yang harusnya ada tapi belum ada?
      • What’s new?  Perundangan atau teknologi?

Who?

      • Siapa saja yang terpapar risiko tinggi?
      • Siapa terpapar risiko kritis apa?
      • Siapa perlu pelatihan K3 apa?
      • Siapa diberi peran K3 apa?
      • Siapa duduk di komite apa?
      • Siapa yang membuat draft standar?
      • Siapa yang memberi approval standard?

How?

      • Bagaimana membuat SOP?
      • Bagaimana melakukan inspeksi?
      • Bagaimana melaksanakan meeting?
      • Bagaimana komite bekerja?
      • Bagaimana investigasi insiden?
      • Bagaimana merespon kecelakaan?
      • Bagaimana evakuasi gedung?
      • Bagaimana melakukan IBPR?

When?

      • Kapan meeting?
      • Kapan inspeksi?
      • Kapan IBPR dilakukan?
      • Kapan standar tertentu dibutuhkan?
      • Kapan diaudit?
      • Kapan dilakukan emergency drill?
      • Kapan dilakukan refresher training?
      • Kapan memperpanjang KIM?
      • Kapan memperpanjang permit?

3)      DEVELOPER – PERAN MENGEMBANGKAN KOMPETENSI K3 SDM

Adalah Departemen K3 yang bertanggung jawab merancang program pengembangan kompetensi K3 seluruh SDM di perusahaan termasuk mitra kontraktornya.  Semua posisi struktural dari top management, middle management, pengawas lini depan, dan pekerja mereka perlu dikembangkan agar bisa menjalankan peran K3 struktural yang digariskan di job descriptionnya masing-masing.  Semua pekerja yang terpapar suatu risiko kritis wajib mendapatkan pelatihan pengendalian risiko kritis tersebut termasuk refreshernya.  Semua orang yang memegang posisi fungsional harus diberi pelatihan yang sesuai agar bisa menjalankan perannya dengan baik.  Departemen lain yang berperan melakukan sebagian pekerjaan keselamatan perlu mendapat pelatihan, minimal sosialisasi.

Departemen K3 yang berkewajiban membuat TNA (Training Need Analysis) dari semua pelatihan K3 di perusahaan untuk memastikan semua pelatihan minimal berbasis risiko, berbasis legal, berbasis jabatan, berbasis program perusahaan.

Kalau arsitek pengembangan pelatihan K3 di perusahaan ini adalah departemen K3, penyelenggaraan pelatihannya bisa dilakukan oleh departemen K3 sendiri ataupun dilakukan oleh departemen lain seperti HR.

Kembangkan: Melalui:
  • Posisi Struktural
  • Posisi Fungsional

­   – KTT/WKTT/PJO

­   – Steering Committee

­   – Taskforce

­   – Fire warden

­   – Safety representative

­   – Volunteer Fire Rescue

­   – Spill Control

  • Departemen Terkait
  • Rekanan
  • Anak Buah
  • Karyawan baru/transfer
  • Pengawas (POP, POM, POU)
  • Karyawan terpapar risiko kritis
  • Petugas ER
  • Pelatihan
  • Pendampingan
  • Coaching
  • Mentoring
  • Counseling
  • Memberi info/update
  • Publikasi
  • Tindakan disiplin

 

4)      EVALUATOR – MELAKUKAN EVALUASI TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM K3

  1. Monitor
  2. Inspeksi
  3. Observasi
  4. Audit
  5. Review

5)      KOORDINATOR – MENGKOORDINIR IMPLEMENTASI PROGRAM K3

Sepanjang tahun sejak tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember, aktivitas pelaksanaan program K3 di suatu perusahaan itu banyak sekali macamnya, keterlibatan manajemen, pengawas dan pekerja lintas departemen juga sangat tinggi.  Bahkan ada yang harus melibatkan kantor pusat perusahaan, masyarakat sekitar, aparat pemerintah, serta pihak external.  Ini semua perlu dikoordinir dengan terencana dan persiapan yang baik agar berjalan harmonis dan mencapai hasil maksimal.

Contoh kegiatan K3:

Bulanan :
  • Steering Committee Meeting
  • Investigation Reporting Meeting
  • Senior Staff Safety Meeting
  • Coordination Meeting dengan Corporate
Kuartalan :
  • WKTT meeting dengan KTT
  • CMT Drill
  • Organisasi Proteksi Radiasi
Semesteran :
  • Program Bulan K3
Tahunan :
  • Internal Audit
  • Corporate Audit
  • System Audit
  • Internal Fire Rescue Competition
  • IFRC