Stefanus JagadKesan saya terhadap training ini, lebih ke membuka pemikiran untuk jadi leader itu harus care, bagaimana menjadi leader yang credible dan accountable, serta bagaimana kita bisa memberi apresiasi kepada bawahan kita dan menjadi role model untuk bawahan kita. Tentunya harapan saya, hal-hal yang dipelajari ini bisa diterapkan di DNX. Untuk masukan ke training ini kedepannya mungkin lebih banyak pakai video. Selama 2 hari ini karena materi nya cukup banyak dan waktunya cukup terbatas jadi jadwalnya cukup padat. Diselingi ice breaker sebentar saja, agar bisa fokus lagi. Video porno pekerja tambang terbaru di medinaindonesia.com , seks tambang. Perjalanan porno terbang di ember ekskavator di tambang, gadis-gadis itu membantu menyetir dan mengisap pada saat yang sama.

 

Stefanus Jagad
Technical Services
PT DNX Indonesia

Tubagus Ardi FerdiansyahKesan-kesan saya selama mengikuti 2 hari pelatihan safety leadership dari PT Indo SHE sangat baik, dari materi juga sangat luar biasa karena pengalaman bidang safety dari instruktur sudah tidak diragukan lagi dan materi-materinya juga mungkin beberapa ada yang kita belum tau, tentang aspek-aspek leadership itu seperti apa. Jadi kedepannya, semoga dengan adanya pelatihan ini DNX dan khususnya untuk pengawas-pengawas yang ada di lapangan, mampu mengoptimalkan pekerjaannya semakin lebih baik lagi. Terima kasih


Tubagus Ardi Ferdiansyah

Business Improvement
PT DNX Indonesia

PT DNX Indonesia – Tanjung

Pelatihan Safety Leadership untuk Pengawas

PT DNX Indonesia

Tanjung, 20-21 Juli 2018

PT DNX Indonesia – Berau

Pelatihan Safety Leadership untuk Pengawas

PT DNX Indonesia

Berau, 17-18 Juli 2018

PT Multi Nitrotama Kimia

Diklat dan Konsultasi SMKP Minerba

PT Multi Nitrotama Kimia

Balikpapan, 10-14 Juli 2018

Indonesia Perlu Merapikan Regulasi Investasi Energi

Indonesia Perlu Merapikan Regulasi Investasi EnergiInternasional Energi Assocition (IEA) mengungkapkan pemerintah harus menjaga kepastian investasi di sektor energi. Hal tersebut agar semakin banyak investor yang berinvestasi di Indonesia.

Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol menjelaskan regulasi yang lebih pasti membuat investor lebih yakin. Pasalnya investasi energi menjadi isu krusial di negeri ini dengan melihat kebutuhan masyarakat.

“Investasi di Indonesia menjadi penting untuk menjawab kebutuhan dan juga masalah keberlanjutan,” ujarnya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin, 16 Juli 2018.

Ia menambahkan Indonesia dengan populasi hampir 10 persen dari global dapat juga unggul dalam invetasi energi. “Yang diperlukan di daerah ini invetasi. Indonesia mencangkul 10 persen populasi global, tetapi kurang dari 10 persen investasi global,” tambahnya.

Selain itu, Energi Baru Terbarukan (EBT) juga menjadi investasi yang cukup menarik untuk dikembangkan. Terlebih langkah yang diambil pemerintah Indonesia dengan target elektrifikasi menjadi langkah yang baik untuk bisa mengembangkan teknologi bersih.

“EBT semakin murah di dunia, ini bisa mengurangi polusi dan berat fosil impor, tetapi butuh kebijakan yang sudah terbukti untuk mengunci pengurangan ongkos,” pungkasnya.

Sumber – http://ekonomi.metrotvnews.com

Walau harga batubara naik, Adaro Energy memilih tidak meningkatkan produksi

FILE PHOTO: The logo of PT Adaro Energy as seen at PT Adaro Energy headquarters in Jakarta, Indonesia, October 20, 2017. REUTERS/Beawiharta/File Photo

Harga batubara yang menggeliat tidak membuat PT Adaro Energy (ADRO) berencana untuk meningkatkan produksi. Head of Corporate Communication PT Adaro Energy, Febriati Nadira mengatakan, pihaknya fokus untuk menjaga cadangan batubara dalam jangka panjang guna pengembangan bisnis pembangkit listrik ke depan.

Adaro Energy masih memasang target produksi sebanyak 54 juta ton hingga 56 juta ton tahun ini. “Hingga saat ini target produksi tetap, sesuai panduan 2018 yaitu sebesar 54 juta ton hingga 56 juta ton,” kata Febriati kepada Kontan.co.id, Minggu (15/7).

Tercatat, hingga kuartal I-2018, Adaro Energy memproduksi sebanyak 10,95 juta ton batubara. Jumlah ini turun dari produksi batubara pada kuartal IV-2017 sebesar 12,43 juta ton. Kondisi disebabkan karena kondisi cuaca yang buruk.

Untuk penjualannya, di tiga bulan pertama tahun ini Adaro Energy memasarkan sebanyak 22% batubara ke pasar domestik. Sedangkan untuk pasar ekspor ke Jepang porsinya mencapai 15%. 

Jepang menjadi pelanggan terbesar kedua selama kuartal I-2018 lantaran ada peningkatan permintaan dari PLTU selama musim dingin. Selain itu, Adaro Energy juga menjual batubara ke Korea, China, Malaysia, India, Hong Kong, Taiwan, Spanyol, Filipina, serta Thailand.

Hingga kuartal I-2018, Adaro Energy membukukan pendapatan sebesar US$ 763,96 juta atau naik 5,14% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 726,55 juta.

Seiring naiknya pendapatan, beban pokok pendapatan juga meningkat 5,62% menjadi US$ 537,58 juta. Untuk laba bersih, terpantau menurun 23,37% menjadi US$ 74,43 juta.

Sumber – https://industri.kontan.co.id

Asep SupriadiSebuah pengalaman training dan workshop yang “Luar biasa dan berkesan”, perpaduan pengalaman dan pemahaman materi yang sangat dalam serta penyajian materi yang terstruktur dari instruktur menjadikan materi mudah difahami oleh peserta.

Terima kasih INDOSHE, terimakasih Pak Dwi Pudjiarso yang saya perhatikan tetap semangat selama lima hari berbicara didepan kelas dan terlihat di akhir session sepertinya terlihat sedikit lelah…..☺, Pak Muslihudin dan tentunya juga Bu Hanny terimakasih.

 

Asep Supriadi
Manajer SHE
PT Multi NItrotama Kimia

Perusahaan batubara siap menggenjot produksi

Kapal tongkang pengangkut batu bara saat melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (7/3). Kementerian ESDM mengatakan Harga Batu Bara Acuan (HBA) Maret 2018 mengalami kenaikan 1,16 persen, dari US$100,69 per ton pada bulan Februari 2018 menjadi US$101,86 per ton dan menjadi HBA tertinggi sejak Mei 2012. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc/18.

Harga Batubara Acuan (HBA) pada Juli tahun ini kembali naik 8,3% menjadi US$ 104,65 per ton. Pada bulan sebelumnya, HBA di level US$ 96,61 per ton. Kondisi ini membuat beberapa perusahaan batubara menaikkan produksi sesuai harapan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Juru Bicara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Agung Pribadi mengatakan kenaikan harga batubara domestik karena harga batubara di Tiongkok meningkat. Membaiknya harga batubara juga didorong kenaikan harga minyak mentah. “Di saat yang sama, ada kenaikan permintaan batubara di Eropa Utara dan China,” ungkap dia kepada Kontan.co.id, Kamis (5/7).

Selain itu, kata Agung, meningkatnya volume permintaan dibandingkan ketersediaan stok batubara dunia pada Juni 2018 disebabkan produsen di Australia tidak mampu meningkatkan produksi. Misalnya, ekspor batubara dari tiga ekportir utama ke Asia cenderung datar pada periode Januari- Juni 2018.

Kenaikan harga batubara tentunya menjadi berkah bagi perusahaan pertambangan. Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Arviyan Arifin menyebutkan PTBA siap menambah produksi sebesar 10% pada semester kedua tahun ini.

Adapun angka 10% itu merupakan insentif yang ditetapkan oleh pemerintah yang tercantum dalam Keputusan Menteri (Kepmen) No. 1395 K/30/MEM/2018 tentang Harga Jual Batubara Untuk Penyediaan Tenaga listrik Untuk Kepentingan Umum.

Perusahaan pertambangan bisa mendapatkan insentif itu apabila memenuhi kewajiban dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) sebanyak 25% kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). “Ya betul kami akan tingkatkan,” tandas Arviyan, Kamis (5/7).

PTBA menargetkan produksi batubara pada tahun ini sebesar 25,54 juta ton. Target produksi tahun ini naik sekitar 17% dibandingkan rencana produksi batubara tahun lalu yang sebesar 21,92 juta ton.

PT Arutmin Indonesia pun demikian. Perusahaan ini tengah mengevaluasi untuk menaikkan produksi 10%. CEO Arutmin Indonesia, Ido Hotna Hutabarat menyatakan, sesuai RKAB tahun 2018, produksi batubara ditargetkan mencapai 29 juta ton.

Hanya saja, peningkatan produksi itu dilihat dari kesiapan alat-alat konstruksi yang dimiliki. “Ada kemungkinan peningkatan 10% tahun ini. Kami akan lihat kesiapan alatnya dulu, karena problem kita itu alat-alatnya,” terang dia.

Jika kesedian alat tidak terpenuhi, Arutmin akan memesan alat yang sedianya baru bisa diberikan enam bulan setelah pemesanan. Sementara kebutuhan alat untuk penambahan produksi 10% itu akan menambah dua unit dengan kapasitas 2 juta ton.

Sementara Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk, Febriati Nadira, mengatakan hingga saat ini target produksi tetap, sesuai panduan 2018 yaitu sebesar 54 juta – 56 juta ton.

Membaiknya harga batubara tidak mendorong Adaro untuk menaikkan produksi. “Karena Adaro fokus untuk menjaga cadangan batubara dalam jangka panjang demi pengembangan bisnis pembangkit listrik ke depan,” pungkas dia kepada Kontan.co.id, Kamis (5/7).

 

Sumber – https://industri.kontan.co.id/

ESDM: Banyak yang belum penuhi kewajiban batubara DMO

Sejumlah alat berat beroperasi dikawasan penambangan batu bara Desa Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Minggu (8/4). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/18.Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperoleh catatan bahwa masih ada sejumlah izin usaha pertambangan (IUP) yang belum memenuhi kewajiban suplai batubara atau domestik market obligation (DMO) kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Akibat belum maksimal, Menteri ESDM Ignasius Jonan melalui suratnya bernomor 2841/30/MEM.B/18 per tanggal 8 Juni 2018 menetapkan bahwa apabila pada triwulan II 2018, suplai batubara DMO tidak dapat memenuhi kewajiban sebanyak 25%, akan dikenakan sanksi berupa pengurangan tingkat produksi tahun 2018.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono mengatakan, surat tersebut dikeluarkan sebagai salah satu upaya kepatuhan bagi IUP maupun PKP2B yang sampai saat ini belum memenuhi kewajiban DMO 25%.

Namun, ia enggan menyebutkan jumlah IUP maupun PKP2B yang belum melaksanakan kewajiban itu. “Masih banyak yang belum. Ya, kalau belum kena sanksi sesuai dengan surat Menteri (Ignasius Jonan),” ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (1/7).

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia mengatakan, ketentuan yang ditetapkan pemerintah dalam surat tersebut berbeda dengan Keputusan Menteri ESDM No. 23 K/30/MEM/2018. Dalam beleid tersebut, tidak disebutkan bahwa evaluasi bisa dilakukan di pertengahan tahun.

Sanksi berupa pemotongan besaran produksi dalam RKAB pun baru diberlakukann untuk tahun depan. “Di Kepmen ESDM 23 itu kan dilihat pemenuhan DMO per tahun. Tapi, melalui surat ini semester I/2018 akan dievaluasi akhir Juni. Jalan keluar melalui transfer kuota pun harus jelas dulu,” jelasnya, Minggu (01/7).

Sementara untuk perusahaan-perusahaan batubara jumbo, rata-rata kewajiban DMO-nya, sejauh ini sudah terpenuhi.

Seperti contoh, PT Adaro Energy Indonesia. Direktur Adaro, Lie Luckman mengatakan, pihaknya sudah memenuhi kewajiban DMO sejak April lalu. Ia bilang, jika dihitung sesuai dengan rencana produksi 2018 yaitu sebesar 50 juta ton, DMO tahun ini sekitar 12.5 juta ton.

Sesuai dengan rencana produksi Januari hingga April, rencana produksi Adaro 14,1 juta ton. “Jadi kalau kami hitung 25% itu 3,5 juta ton. Pemenuhan DMO Januari sampai April sudah 4,11 juta ton, sehingga sekitar 580.000 ton lebih tinggi dari rencana,” ujarnya.

Direktur Utama PT Kideco Jaya Agung, Kurnia Ariawan menyatakan, tahun ini, pihaknya menargetkan produksi batubara sebesar 32 juta ton. Adapun 25% mencapai 8 juta ton. “Hasil produksi sampai April 2018 kami sudah menjual ke domestik 32% atau di atas kewajiban DMO,” katanya.

Sedangkan, Direktur Utama PT Bukit Asam (PTBA), Arviyan Arifin mengatakan, sampai April 2018, pihaknya sudah memenuhi kewajiban DMO mencapai 175% atau terealisasi sebanyak 2,043 juta ton dari target produksi sebesar 3,58 juta ton. “Kami sudah melebihi target DMO,” imbuhnya.

Hendra menambahkan, rata-rata yang belum memenuhi kewajiban DMO 25% merupakan perusahaan yang tidak memiliki spesifikasi batubara sesuai dengan kriteria pembangkit milik PT PLN. “Itu sulit. Banyak hal yang perlu diatur, antara lain mekanisne transfer kuota. Tadi sempat kumpulkan anggota, intinya minta pemerintah untuk bisa tinjau kembali,” paparnya.

Dia menyatakan perusahaan sebenarnya memiliki komitmen untuk memenuhi kebutuhan domestik. Namun, kemampuan setiap perusahaan berbeda-beda.

Sumber – https://industri.kontan.co.id