Pelatihan Safety Leadership untuk Pengawas
PT DNX Indonesia
Berau, 12 Agustus 2018
Workshop KO Pertambangan
PT VALE Indonesia
Sorowako, 25-28 Juli 2018
Pelatihan Safety Leadership untuk Pengawas
PT DNX Indonesia
Tanjung, 20-21 Juli 2018
Diklat dan Konsultasi SMKP Minerba
PT Multi Nitrotama Kimia
Balikpapan, 10-14 Juli 2018
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyindir bos-bos perusahaan tambang negara yang dinilai masih kurang mengoptimalkan produksi tambang mereka untuk menghasilkan nilai tambah.Â
“Saya ada pesan khusus, bahwa justru di tambang ini potensinya sangat besar. Dalam arti, kita harus bisa memproses produk tambang itu yang nilai tambahnya tinggi,” ujar Rini di paparan kinerja ekspor mineral tambang Holding Industri Pertambangan PT Inalum (Persero) di Soehana Hall, Rabu (12/9/2018).
Menurut Rini ini adalah kelemahan perusahaan tambang RI, yakni mengeruk tambang mentah lalu mengekspornya tanpa ada proses lanjutan. Misalnya bauksit, produk akhirnya bisa menjadi aluminium.
“Nikel bisa jadi stainless, batu bara bisa jadi polietilen, nah ini sebenarnya dibutuhkan tapi kita justru banyak impor,” sindirnya. Ke depan, ia menginginkan agar para dirut perusahaan tambang ini lebih kerja keras untuk hasilkan produk lanjutan yang disebut dan harus mulai dilakukan.Â
Sebab, lanjutnya, sekarang sebenarnya sudah terlambat untuk mulai meski pemikiran untuk merealisasikannya sudah ada sejak lama. Hanya saja terhambat dalam faktor softskill.
“Tapi sekarang kebutuhan dalam negeri meningkat, lalu kami bicara juga competitiveness. Harusnya kita bisa produksi kebutuhan dalam negeri, yang bahan bakunya tersedia di sini. Harusnya bisa, kalau negara lain kan mereka tidak ada bahan baku.”
Ia juga mencontohkan dengan PT Timah (Tbk). “Katanya punya rare earth, timah nih di mana? Padahal itu nilainya tinggi dan sangat dicari,” kritiknya berlanjut.Â
Terakhir, Rini menegaskan untuk segera menjalankan imbauannya dalam meningkatkan nilai tambah. Seperti produk bauksit yang bisa mendapat nilai tambah hingga 20% dengan produk alumunium.Â
Sumber –Â www.cnbcindonesia.com
Train the Trainer POM
PPSDM GEOMINERBA
Bandung, 6-7 September 2018
Konsultasi Pengembangan KO Pertambangan dan SMKP Minerba
PT VALE Indonesia
Sorowako, 27-30 Agustus 2018
JAKARTA. Para pebisnis dan eksportir batubara mendukung kebijakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang mengeluarkan peraturan tentang penggunaan produk lokal dengan menaikkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) di sektor energi dan aturan tentang penggunaan letter of credit (LC) dalam kegiatan bisnis batubara.
Keduanya termuat dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM yang ditandatangani oleh Menteri ESDM, Ignasius Jonan pada 5 September 2018 yakni Kepmen ESDM Nomor 1952 K/84/MEM/2018 tentang Penggunaan Perbankan di Dalam Negeri atau Cadangan Perbankan di Luar Negeri untuk Penjualan Mineral dan Batubara ke Luar Negeri dan Kepmen ESDM Nomor 1953K/06/MEM/2018 tentang Penggunaan Operasi, Barang Modal, Peralatan, Bahan Baku dan Bahan Pendukung Lainnya yang Diperoleh Dalam Negeri pada Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral.
Direktur Keuangan PT ABM Investama (ABMM) Adrian Erlangga menyatakan mendukung keputusan ESDM itu. “Keputusan tersebut bagus untuk menguatkan devisa kita, akan tetapi jangan sampai keputusan ini jadi menghambat ekspor,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (7/9).
Sebagai informasi, 75% batubara ABMM dijual di pasar ekspor.
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arviyan Arifin juga mengungkapkan hal serupa. Ia bilang perusahaan sudah melaksanakan keputusan itu sehingga tak menjadi bagi perusahaan. Arviyan mengatakan porsi penjualan ekspor mencapai 60%.
Head of Corporate Communication PT Adaro Energi Tbk (ADRO) Febriati Nadira juga mengungkapkan semua transaksi ekspor atau hasil penjualan batubara ADRO sudah disimpan di bank dalam negeri.
Sebelumnya Jonan menjelaskan pihaknya terus berupaya mengendalikan impor dan fokus untuk menggunakan produk dalam negeri atau Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam proyek-proyek yang ada di dalam lingkup kementeriannya.
Sumber –Â https://industri.kontan.co.id/
GRESIK. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong PT Saka Energi Indonesia (Saka) untuk bisa memaksimalkan potensi. Salah satunya dengan mengurangi sisa minyak bumi yang tak terambil pompa (dead stock).
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menilai pengurangan dead stock sangat penting guna mengoptimalkan hasil produksi agar bisa meningkatkan manfaat dan nilai keekonomian. Apalagi di tengah kebutuhan minyak yang semakin mendesak.
“Kita ingin stok-stok yang selama ini diam di tangki itu bisa dibersihkan, bisa dijual, sehingga Sehingga stok yang selama ini diam bisa bermanfaat,” kata Arcandra saat mengunjungi Onshore Processing Facility (OPF) Saka Energi di Wilayah Kerja Blok Pangkah, Gresik Jawa Timur, Sabtu (8/9).
Arcandra bilang, jumlah dead stock yang ada di tangki pengolahan cukup besar, bisa mencapai 15%-20%. Secara keseluruhan,total dead stock di Indonesia bisa mencapai 3,6 juta barel.
Dalam kunjungan tersebut, Arcandra didampingi oleh tim dari Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas (SKK Migas) dan Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM. “Kita ingin cari persoalan dan pemecahannya, apakah itu dari sisi teknikal maupun komersial,” kata Arcandra.
Direktur Utama PT Saka Energi Indonesia Tumbur Parlindungan mengungkapkan, ada sekitar 20% operasional stok yang belum bisa diambil dari tangki. Saat ini, proses pembersihan tangki tengah dilakukan.
“Kita sekarang lagi bersihkan tangki-nya. Ini baru pertama kali dibersihkan setelah 10 tahun,” ungkap Tumbur.
Saka Energi sudah menjadi operator Blok Pangkah sejak tahun 2014, dengan masa kontrak hingga Mei 2026. Saat ini, produksi rata-rata Saka Energi di blok ini mencapai sekitar 10.500 barrels oil equivalent per day (BOEPD).
Produk minyak mentah dikapalkan melalui Maspion Jetty dan produk gas alam dialirkan ke PLN PJB Gresik yang berjarak 9 kilometer (km) dari lokasi pengolahan di OPF. Sedangkan sebagian gas di-extract menjadi LPG dengan produksi sekitar 130 MT dan dijual ke Pertamina.
Terkait dengan kontrak yang habis pada tahun 2026, Tumbur bilang, pihaknya berminat untuk melakukan perpanjangan. Saka tengah menunggu pembukaan waktu evaluasi dan pengajuan oleh Kemenetrian ESDM. Saat ini anak perusahaan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk ini memiliki hak kelola 100%.
“Belum diajukan, nanti baru boleh pada Desember ini. Belum pernah perpanjangan, biasanya 20 tahun,” imbuh Tumbur.
Saka tentu berkepentingan untuk bisa mengamankan blok ini. Apalagi, setelah ditemukannya cadangan baru di sumur eksplorasi Tambakboyo atau TKBY-2 yang berjarak 10 km dari fasilitas produksi Well Head Platform B (WHP-B) di Wilayah Kerja Pangkah.
Titik pengeboran yang tidak jauh dari fasilitas produksi tentu bisa meningkatkan skala ekonomian. Sumur Eksplorasi TKBY-2 yang dibor Saka di lepas pantai utara Jawa Timur telah mencapai kedalaman akhir pada 9.500 kaki.
Eksplorasi sumur TKBY-2 ini juga menjadi pembahasan Arcandra saat melakuka kunjangan. Bahkan, Arcandra bilang, pihaknya mendorong percepatan pengembangan potensi di blok ini. “Kita mendorong agar lapangan ini harus tetap dikembangkan. Tadi kita juga berdiskusi tentang langkah-langkah yang dibutuhkan Saka supaya lapangan Tambak boyo bisa dipercepat,” ungkapnya.
Arcandra meminta agar Saka bisa cepat melakukan koordinasi dengan sejumlah instansi. Terutama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Angkatan Laut dan Dirjen Perhubungan Laut. Melalui SKK Migas, Arcandra menyebut pihaknya akan membantu agar proses perijinan bisa lekas dituntaskan. “Yang jelas kita sangat mendorong adanya discovery yang baru ini, apalagi kemungkinan besar (hasilnya) akan signifikan. (Targetnya) As soon as practicle. Kita mendorong secepatnya,” ungkap Archandra.
Sedangkan menurut Tungguh, untuk bisa sampai ke tahap berproduksi, akan membutuhkan waktu sekitar 2-3 tahun. Hal itu menurutnya akan dilakukan seiring dengan optimasi terhadap fasilitas produksi yang sudah ada, sejalan dengan tingkat keekonomian dari Wilayah Kerja Pangkah.
Sebagai informasi, Saka Energi memiliki 12 hak partisipasi di blok migas. Selain Pangkah, blok yang telah berproduksi ialah Ketapang, Bangkanai, Bakau, Southeast Sumatera, dan Muriah. Sedangkan satu blok Shale gas berada di Amerika Serikat. Sedangkan wilayah kerja yang dikelola Saka sebagai operator dengan kepemilikan 100% hak partisipasi ada di Pangkah, South Selulu, Wokam II, Pekawai dan West Yamdena.
Sumber –Â https://industri.kontan.co.id