PT PLN (Persero) optimistis jika harga batu bara ditetapkan tetap (fix price) maka laba perseroan akan meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu. Perseroan menaksir laba yang akan diperoleh sekitar Rp10 triliun sampai Rp15 triliun.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir memperkirakan lonjakan laba itu karena setengah produksi listrik yang dihasilkan oleh PLN berasal dari pembangkit berbahan bakar batu bara.
“Kalau harganya fix, keuntungannya lagi dihitung. Mudah-mudahan sih bisa mencapai Rp10 triliun-Rp15 triliun,” kata Sofyan, di Hotel Fairmont Jakarta, Rabu, 28 Februari 2018.
Sofyan menjelaskan, selain harga batu bara yang akan membuat laba PLN berubah signifikan, harga energi primer lain yang sudah dipatok formulanya oleh pemerintah yaitu harga untuk gas juga mempengaruhi laba PLN. Sedangkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terus naik tidak akan berdampak besar lantaran konsumsinya hanya lima persen.
Menurutnya, laba itu nantinya akan digunakan untuk kegiatan investasi. Terutama, untuk pembangunan pembangkit listrik di daerah terpencil, jaringan transmisi, serta jaringan distribusi. Untuk tahun ini, lanjut mantan bos BRI ini, investasi yang akan dikucurkan PLN sekitar Rp100 triliun.
“Sekitar Rp100 triliunan, di 2018 saja. Buat transmisi, distribusi, pembangkit di wilayah 3T, terluar, terjauh,” imbuh dia. Angka investasi ini naik 25 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Seperti diketahui, proyek besar sektor kelistrikan yang digarap PLN adalah Program 35 ribu Megawatt (MW). Program ini menyedot kebutuhan investasi terbesar. Sisanya, anggaran investasi digunakan untuk Proyek Percepatan 10 Ribu MW dan program listrik desa.
Sumber –Â http://ekonomi.metrotvnews.com