Tanda-tanda pulihnya permintaan suplai untuk sejumlah pembangkit listrik dan juga industri dalam negeri Cina belum memberikan catatan positif pada peningkatan pasokan batubara ke negeri tirai bambu tersebut. Diketahui selama bulan Mei lalu impor batubara di Cina turun hingga mencapai 20 persen daripada tahun sebelumnya.
Sejumlah analis menyebut, Cina diprediksi bakal menerapkan sejumlah aturan ketat untuk melindungi dan mendukung pertambangan domestik mereka. Oleh karenanya, impor batubara Cina diperkirakan masih belum bisa bangkit dalam waktu dekat.
Kemungkinan besar, pada Juli bulan depan, impor batubara Cina bakal semakin diperketat. Akibat dari aturan tersebut, volume impor bakal tergerus dan nilainya bisa mencapai seperempat dari jumlah total batubara yang diimpor pada tahun sebelumnya.
Berdasarkan data dari Bea Cukai Cina, pada bulan sebelumnya mereka mengimpor batubara sebanyak 22,06 juta ton. Sementara bulan April nilai impornya berada pada angka 30,95 juta ton. Sedangkan untuk periode Mei tahun 2019 lalu, jumlah impornya sebesar 27,47 juta ton. Dari angka ini, diketahui persentasenya mengalami penurunan masing-masing sebanyak 28,72 persen dan 19,69 persen.
Sementara itu, belakangan tingkat konsumsi listrik untuk industri dan juga konsumsi rumah tangga di Cina mulai mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh sejumlah sektor industri yang mulai memicu produksi kembali setelah sejumlah kebijakan pembatasan aktivitas mulai dicabut oleh pemerintah. Lalu untuk konsumsi rumah tangga lebih banyak disebabkan oleh penggunaan AC, karena kondisi cuaca yang mulai memasuki musim panas.
Faktor lain yang menjadi penyebab meningkatnya kebutuhan batubara di Cina adalah karena sejumlah PLTA mereka ditutup karena berkurangnya cadangan air yang dimiliki. Sehingga mereka mengalihkan pada penggunaan batubara.
Sebagai informasi, rata-rata kebutuhan batubara di sejumlah fasilitas yang ada di wilayah Cina setiap harinya membutuhkan 628.500 ton. Jika dibandingkan pada bulan April dan juga periode yang sama pada tahun sebelumnya, angka tersebut mengalami peningkatan sekitar 7,7 persen.
Sumber –Â https://duniatambang.co.id/
Penulis : Edo Fernando
Editor  : Faris Primayudha