Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal pekan ini terlihat suram. Sektor tambang juga termasuk ke dalam zona tidak aman. Saham sektor tambang ikut tertekan baik dari pengaruh internal maupun eksternal. Penurunan harga batubara hingga Juli kemudian Agustus hanya meningkat tipis turut mempengaruhi kinerja emiten batubara domestik. Saham-saham batubara domestik melemah karena akibat adanya ekspektasi kinerja yang semakin buruk. Dilansir dari CNBC Indonesia (13/08/2019) bahwa harga saham produsen batubara pada perdaganagn Selasa (13/08/2019) di Bursa Efek Indonesia (BEI) amblas parah. Pelemahan ini akibat harga batubara dunia yang terus turun. Perang dagang AS-China di diperkirakan menjadi sebab utama pelemahan harga batubara dunia. Akibatnya, berdampak buruk terhadap perlambatan ekonomi global. Mengingat harga batubara yang tidak pasti, beberapa emiten yang bergerak di bidang usaha pertambangan melebarkan sayap bisnis ke segmen lain. Seperti PT United Tractors Tbk, PT Adaro Energy, PT Indika Energy. Tren penurunan harga batubara yang tidak bisa dikontrol, membuat investor khawatir terhadap kelangsungan bisnis perusahaan. Pelemahan harga ini membuat lesuh para investor dan pengusaha di tanah air. Perang dagang AS-China kembali memanas setelah Presiden AS Donald Trump menekankan untuk mengenakan bea impor sebesar 10% terhadap produk-produk China. Bea impor tersebut senilai US$ 300 miliar yang mulai diberlakukan sejak 1 September mendatang. Sebelumnya, produk-produk tersebut tidak terdampak perang dagang AS-China. Sumber:Â https://duniatambang.co.id |